Mentan: Impor Jadi Inisiatif paling Akhir

id menteri pertanian, andi amran sulaiman, impor inisiatif paling ahir

Mentan: Impor Jadi Inisiatif paling Akhir

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (ANTARA FOTO/Jafkhairi)

Jakarta (ANTARA Lampung) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan impor menjadi inisiatif paling terakhir yang akan dilakukan apabila pemerintah tidak bisa mengatasi kenaikan harga bahan pangan.

"Kalau harga naik sedikit, jangan langsung disolusikan dengan impor. Saya yakin pemerintah juga tidak ingin langsung impor, itu adalah pilihan paling terakhir," tutur Menteri Andi ketika ditemui di Jakarta, Senin.

Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Kramat Jati, ia menyampaikan bahwa pemerintah akan melakukan berbagai upaya (nonimpor) untuk menurunkan harga bahan pangan, khususnya menjelang bulan Ramadhan.

"Masih ingat kenaikan harga beras di Februari kemarin? Naik 30 persen kan, jadi Rp12.000. Tapi karena kerja sama kita semua, akhirnya tidak impor dan harga kembali stabil," tuturnya mencontohkan.

Dengan melakukan impor, yang akan menjadi korban ialah para petani yang akan kesulitan memproduksi komoditas akibat turunnya harga jual di pasar, tukasnya menambahkan.

Untuk saat ini, harga bahan pangan pokok seperti beras dan bawang merah relatif stabil karena disebabkan sejumlah faktor, ujar Menteri Andi.

Pertama ialah adanya kenaikan produksi, khususnya beras yang mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah pasokan di Pasar Induk Cipinang yang mencapai 3.500 ton/hari, sedangkan biasanya hanya sekitar 2.500 ton/hari.

Kedua, bawang merah juga sedang mengalami masa panen puncak yang terjadi sejak bulan Mei hingga Juli mendatang sehingga harga komoditas tersebut cenderung stabil.

Berdasarkan pantauan di Pasar Induk Kramat Jati, pasokan sejumlah bahan pangan utama seperti cabai mencapai 140-150 ton per hari, sedangkan bawang merah 80-90 ton per hari.

"Toh memang ada kenaikan di sejumlah komoditas tertentu, tetapi insyaallah kami akan buka pasar murah untuk menyiasati itu. Termasuk pengawasan dua kali sehari dan membuka jalur perintis distribusi bahan pangan," ujar Menteri Andi.