Secuil Surga di Banten Selatan

id Surga di Banten Selatan, Infrastruktur Wisata Banten, Pariwisata Banten

Banten (ANTARA Lampung) - Truk kuning penuh muatan sembako tujuan Bayah terseok-seok melintasi jalan berbatu dan penuh lubang di Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Jalan sepanjang 77 kilometer yang menghubungkan Rangkasbitung sebagai ibu kota kabupaten dengan Malingping itu, kini rusak parah dan sulit dilalui kendaraan pribadi.

Hanya satu dua kendaraan yang melewati jalan yang diapit pepohonan berselimut debu tersebut. Tak banyak rumah penduduk di sepanjang jalan.

Kondisi tersebut diperparah oleh banyak pemuda setempat yang memberhentikan mobil di jalan rusak untuk meminta sumbangan. Pemandangan tersebut terjadi di sepanjang perjalanan.

"Maaf Pak, bantuannya untuk perbaikan jalan," ujar seorang pemuda tanggung memecah keheningan.

Dengan sigap, sang sopir menjulurkan tangannya, yang dibalas dengan ucapan terimakasih. Kendaraan harus tertahan, karena diberhentikan dengan alasan bergantian, menunggu kendaraan yang berlawanan arah melaju.

Maklum, jalannya hanya bisa dilalui satu jalur. Jalur lainnya sedang diperbaiki. Perjalanan yang seharusnya ditempuh dalam dua jam, harus molor hingga enam jam.

Sang sopir, Herizal (56), mengaku sudah mafhum dengan perilaku pemuda-pemuda di wilayah Gunungkencana, yang terkait kondisi jalan.

"Dari dulu, memang jalannya rusak. Diperbaiki-diperbaiki, tapi rusak lagi," ujar Herizal yang sudah bekerja sebagai sopir sejak berumur 20 tahun itu mengeluhkannya.

Tidak hanya membuat waktu dan biaya perjalanan menjadi meningkat, infrastruktur yang rusak tersebut membuatnya letih dalam berkendara.

Jalan rusak juga terjadi menjelang salah satu kota kecamatan di Lebak, Malingping. Baru setelah masuk ke alun-alun Malingping, kondisi jalan raya mulus beraspal.

Biasanya Herizal beristirahat di salah satu penginapan di Malingping, baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Bayah. Perjalanan ke Bayah pun tak mulus, masalahnya masih tetap sama jalan yang penuh lubang.

                                                               Pemandangan Elok
Kondisi infrastruktur yang buruk di wilayah selatan Kabupaten Lebak tersebut, membuat banyak wisatawan enggan berkunjung meskipun kawasan itu menawarkan pemandangan yang elok.

Pantai Bagedur contohnya, merupakan pantai dengan pemandangan yang ciamik. Pantai tersebut terletak di Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping.

Pantai Bagedur menawarkan pantai landai dengan hamparan yang luas. Pasir di pantai tersebut padat dan kenyal. Di beberapa daerah di Tanah Air, dikenal dengan sebutan Pasir Bulan.

Wisatawan yang masuk Pantai Bagedur dikenai tarif Rp2.000, sepeda motor Rp5.000, dan mobil Rp30.000.

Akan tetapi, pantai dengan pemandangan cantik tersebut harus sepi dari pengunjung. Hanya beberapa orang yang datang, meskipun hari libur.

"Kadang-kadang ramai yang datang, tapi kadang juga sepi," kata seorang penjaga Pantai Bagedur, Edy (45).

Menurut Edy, penyebab utama sepi di Pantai Bagedur dikarenakan kurangnya promosi, sehingga hanya sedikit masyarakat yang mengenalnya.

"Berbeda dengan Pantai Anyer, Pantai Bagedur masih alami," ujar Edy lagi.

Sejauh mata memandang yang terlihat hanya sejumlah saung yang dimanfaatkan sebagai warung. Pantai yang juga dikenal dengan nama Pantai "Fast Food" tersebut, juga identik dengan olahan makanan lautnya nan segar.

Ikan-ikan yang baru ditangkap dari laut, kemudian diolah menjadi santapan lezat yang bisa dinikmati dengan harga yang terjangkau.

                                                                    Pantai Sawarna
"Mau ke Sawarna? Sawarna "mah" jauh neng. Saya aja, yang orang sini belum pernah ke Sawarna," kata seorang pemilik warung makanan, Farida, saat ditanya jalan menuju Bayah.

Di Bayah, terdapat pantai yang tak kalah cantik, Pantai Sawarna. Awalnya Pantai Sawarna "surga tersembunyi" bagi para peselancar, tapi sejak 2010 menjadi tujuan wisata domestik maupun mancanegara.

Konon kabarnya, Sawarna berasal dari Bahasa Sunda yang dipergunakan oleh suku Sunda pedalaman. Kata Sawarna sendiri terdiri dari dua suku kata yakni Sa yang berarti satu dan Warna yang berarti rupa. Maka arti Sawarna adalah satu rupa.

Sejumlah pantai dengan mudah bisa ditemui di daerah ini, namun yang fenomenal adalah Pantai Tanjung Layar yang terletak di Desa Sawarna. Pantai Tanjung Layar memiliki ikon dua karang besar dengan latar belakang ombak besar. Pantai itu semakin cantik ketika matahari tenggelam.

Pantai lainnya, Pantai Ciantir, Pantai Pulo Manuk, Pantai Legon Pari, dan Pantai Sikabayan.

Tak hanya wisata bahari, di Sawarna juga terdapat wisata gua yang terdiri dari Gua Langir, Gua Lalay, Gua Lauk, Gua Sikadir, Gua Camaul, dan lainnya.

Di desa itu juga terdapat makam adik sepupu dari pelukis terkenal asal Belanda Vincent Van Gogh, Jean Louis Van Gogh. Jean Louis merupakan orang pertama yang membuka perkebunan kelapa di desa itu.

Amat disayangkan makam tanpa pembatas tersebut tidak terawat. Tulisan pada nisannya hampir tak terbaca.

Ungkapan polos dari Farida ketika calon pengunjung mengatakan ke Sawarna, memang terbukti. Jarak Malingping-Bayah yang hanya 55 kilometer, harus ditempuh dalam waktu tiga jam.

Pemandangan indah Laut Selatan Jawa dengan ombaknya besar juga tak mampu membayar perasaan dongkol pada pemerintah daerah. Maka tak heran, kunjungan wisatawan hanya terhenti di Sawarna. Itu pun melalui jalur Sukabumi.

Sayang, secuil surga di Banten Selatan itu tetap terisolir akibat infrastruktur jalannya yang sempat dibangun tahun 1990-an, kembali rusak parah seperti semula.