Kerajinan Pelepah Pisang Diminati Pengusaha Dubai

id kerajinan asal indonesia, kerajinan pelepah pisang, pengusaha dubai

Jakarta (ANTARA Lampung) - Kerajinan asal Indonesia berbahan baku pelepah pisang diminati pengusaha asal Dubai, Uni Emirat Arab, di mana produk tersebut dipamerkan dalam International Design Exhibition (INDEX) 2015, di Dubai World Trade Center.

"Pameran ini diharapkan bisa mendongkrak ekspor Indonesia ke UEA, mengingat Dubai merupakan kota hub atau penghubung perdagangan antara negara-negara di Timur Tengah, Afrika, dan Eropa," kata Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai, Gusmalinda Sari, dalam siaran pers yang diterima, Rabu.

Kerajinan berbahan baku pelepah pisang yang berbentuk kemasan kotak tersebut, diminati oleh perusahaan Bateel yang merupakan perusahaan terkemuka di Dubai dan bergerak di segmen makanan seperti coklat, kurma segar, dan produk makanan lainnya.

Transaksi itu dicatatkan pada INDEX 2015 dan total transaksi perdagangan dalam kegiatan itu ditaksir lebih dari 2,2 juta dolar Amerika Serikat.

Gusmalinda mengatakan, pihaknya akan terus melakukan penetrasi perdagangan dengan meningkatkan permintaan ekspor meningat Dubai merupakan hub perdagangan untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Gusmalinda menambahkan, pameran tersebut juga menjadi batu loncatan bagi Indonesia untuk menjadi bagian supplier Dubai. Saat ini, Dubai sedang melakukan pembangunan hotel dan apartemen secara besar-besaran dalam rangka Expo 2020 di Dubai.

INDEX 2015 merupakan pameran furnitur dan desain interior terbesar di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara dengan jumlah pengunjung mencapai 25.000 orang, dan diikuti oleh lebih dari 800 perusahaan dari 49 negara, dimana Indonesia sendiri menghadirkan 16 perusahaan untuk turut serta.

Total perdagangan antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab pada periode Januari-Maret 2015 mencapai 830,8 juta dolar AS, dimana sektor migas menyumbang sebesar 185,4 juta dolar AS dan nonmigas sebesar 645,4 juta dolar AS.

Dari total perdagangan tersebut, ekspor Indonesia tercatat sebesar 549,4 juta dolar AS, sementara impor sebesar 281,3 juta dolar AS, sehingga Indonesia masih mengantongi surplus sebanyak 268,1 juta dolar AS.