Menolak reklamasi Teluk Benoa melalui foto

id pameran foto gfja, laut luka blues, teluk beno bali, ismar patrizki

Menolak reklamasi Teluk Benoa melalui foto

Elemen pemuda, mahasiswa dan aktivis menggelar aksi Parade Budaya Bali Tolak Reklamasi di kawasan pusat pemerintahan Pemprov Bali, Renon, Denpasar, Bali, Jumat (13/3). Ratusan elemen masyarakat yang tergabung dalam Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (

...Harapannya pameran foto ini membuka diskusi seluas-luasnya mengenai reklamasi Teluk Benoa"...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Sejumlah foto anak muda Bali yang berjuang melakukan penolakan rencana reklamasi Teluk Benoa karya pewarta foto ANTARA Ismar Patrizki disajikan melalui pameran foto "Laut Luka Blues" yang digelar Galeri Foto Jurnalistik ANTARA (GFJA) Jakarta.

"Adanya gerakan anak muda Bali yang sudah hampir 2,5 tahun berjuang menolak rencana reklamasi Teluk Benoa, mencuri perhatian pewarta foto ANTARA Ismar Patrizki. Ia terpanggil mengenang hari-hari silamnya yang penuh kesan di Pulau Dewata," kata Kurator Pameran Foto "Laut Luka Blues" Oscar Motuloh dalam pembukaan pameran yang digelar di GFJA, Jakarta, Jumat malam.

Pameran yang digelar mulai 22 hingga 28 Mei 2015 itu, kata Oscar, memamerkan karya-karya foto yang akan menggiring pengunjung galeri mengambil sikap atas habitat alam semesta yang terancam.

Himpunan karya foto yang ditampilkan diharapakan bukan hanya menjadi katalisator, tetapi juga "dinamo" penggerak berbagai profesi untuk menyuarakan jeritan hati dan melakukan gerakan atas tindakan yang mengancam kearifan budaya dan alam Bali.

Sementara itu, Ismar Patrizki menuturkan adanya pameran foto tersebut diharapkan dapat membuka diskusi mengenai rencana reklamasi yang selain mengancam lingkungan juga sosial dan budaya masyarakat Bali.

"Harapannya pameran foto ini membuka diskusi seluas-luasnya mengenai reklamasi Teluk Benoa dan membuka opini semua orang. Juga agar pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan itu," ujar Ismar.

Pameran yang menampilkan 50 foto itu merupakan penyajian produk jurnalistik dalam bentuk foto essai mengenai realita permukaan di lapangan soal fenomena pergerakan yang tersebar di Bali dan sejumlah daerah lain yang menyuarakan isu lingkungan.

Foto yang dipajang menggunakan pendekatan potret warga berbagai profesi, latar belakang, usia, yang menyatakan sikap tertulis terkait rencana reklamasi Teluk Benoa. Pernyataan yang diutarakan ditulis sendiri oleh setiap individu yang menjadi nara sumber dalam foto-foto yang dipamerkan.(Ant)