Pembangunan Tol Sumatera Tunggu Ganti Rugi

id pembangunan tol sumatera, ruas bakauheni terbanggi,

Saat ini tim independen bentukan BPN Lampung sedang menghitung besar nila tanah yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan,"
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Ketua Tim I percepatan sosialisasi dan pembebasan lahan jalan tol Sumatera ruas Bakauheni - Terbanggi Besar, Provinsi Lampung, Tauhidi mengatakan pembangunan jalan bebas hambatan tersebut baru akan dimulai setelah proses ganti rugi berjalan.

"Saat ini tim independen bentukan BPN Lampung sedang menghitung besar nila tanah yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan," katanya di Bandarlampung, Kamis (22/5).

Ia menyebutkan pemerintah telah menandai empat titik utama pembangunan tol trans Sumatera di wilayah Lampung.

Saat ini, katanya, tim percepatan sosialisasi dan pembebasan lahan jalan tol Sumatera ruas Bakauheni--Terbanggi Besar, Provinsi Lampung, masih bekerja agar preses pembebasan lahan bisa selesai tepat sesuai jadwal.

Menurut dia, saat ini tim sudah memastikan penetapan lokasi pembangunan tol trans Sumatera di empat titik utama dan dokumennya sudah dipegang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dokumen bakal lokasi pembangunan jalan tol trans Sumatera ruas Bakauheni--Terbanggi Besar tersebut telah diserahterimakan oleh Kemen PU dan Perumahan Rakyat kepada Kanwil BPN Lampung.

Tauhidi menjelaskan oleh BPN Lampung lahan yang menjadi bakal lokasi pembangunan tersebut akan dihitung nilainya. Nilai hasil penghitungan tim independen bentukan BPN tesebut akan menjadi dasar pemerintah dalam penentuan besaran ganti rugi tanah warga yang akan digunakan untuk pembangunan jalan tol.

Sementara itu, sejak pemancangan pertama (groundbreaking) yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada Kamis (30/4) lalu, jalan tol itu hingga saat ini belum ada aktivitas lanjutan di lokasi tersebut.

Sampai saat ini, menurut warga sekitar, kondisi wilayah tersebut justru semakin rawan dengan tindak kriminalitas yang mengakibatkan sejumlah warga enggan melewati jalan tersebut.

Terkait masalah harga tanah untuk ganti rugi lahan yang akan digunakan pembangunan jalan, menurut warga masih jauh dari kata sepakat dengan para pemilik lahan setempat.

"Harga tanah belum sepakat, ada yang meminta Rp1,5 juta, Rp2 juta dan Rp500 ribu per meterpersegi," kata Waluyo, salah satu warga Desa Sabahbalau itu.

Dia membenarkan, warga setempat telah dikumpulkan di balai desa untuk membicarakan soal ganti rugi lahan tersebut, namun belum ada kata sepakat meskipun sebagian warga ada yang menyetujui tawaran yang diberikan pemerintah dan tim pembebasan lahan jalan tol itu.

Ia mengharapkan masalah ini cepat selesai dan tidak mengganggu pelaksanaan pembangunan tol Trans Sumatera ini.

Sejumlah warga meminta pembangunan jalan tol cepat terselesaikan, karena bila semakin lama akan mengganggu aktivitas warga karena lokasi itu dinilai rawan kriminalitas.

Harapan warga, dengan adanya pembangunan jalan tol sepanjang 140,41 km dan luas 2.671,62 hektare, perekonomian mereka bisa meningkat.