Jakarta (ANTARA Lampung) - Perum Produksi Film Negara (PFN) yang kembali bekiprah sejak 2013, kini memposisikan dirinya sebagai humas negara Indonesia.
"Kami memposisikan diri sebagai humas negara, bukan pemerintah. Sehingga film-film yang diproduksi oleh PFN haruslah mencerminkan budaya bangsa dan masyarakatnya," kata Direktur PFN Shelvy Arifin di Jakarta, Kamis (14/5).
Komitmen tersebut telah tercermin dalam film dokumenter "Biji Kopi Indonesia" (Aroma of Heaven) produksi 2014 yang menceritakan tentang tempat-tempat terbaik penghasil kopi di Indonesia.
Film yang disutradarai Budi Kurniawan berhasil meraih "Best Editing" pada tema film sains di Ahvaz Film Festival (Iran) 2014.
Film tersebut juga telah diputar di Blitz Megaplex dan bertahan hingga 10 hari.
"Kami tidak menyangka film itu bisa sampai 10 hari di layar lebar. Film dokumenter 'Biji Kopi Indonesia' diterima baik oleh masyarakat," jelas Shelvy.
Dalam produksi film tersebut PFN tidak menghitung untung rugi yang didapat.
Menurut dia, film tersebut sebagai penanda bahwa PFN kembali dan akan terus bekiprah di dunia perfilman nasional.
Kedepan PFN akan terus memproduksi film dokumenter dan film anak.
Film anak yang akan diproduksi dalam waktu dekat adalah Unyil 3D dan target penayangannya di 2016.
PFN Posisikan Diri Sebagai Humas Negara
Dokumentasi Suyadi sebagai tokoh Pak Raden dalam film Si Unyil, dalam satu ekspose publik di depan boneka Unyil. (ANTARA/Reno Esnir)
Kami memposisikan diri sebagai humas negara, bukan pemerintah. Sehingga film-film yang diproduksi oleh PFN haruslah mencerminkan budaya bangsa dan masyarakatnya."
