Taman Kehati Numfor Model Penyelamatan Lingkungan Papua

id Taman Kehati Numfor Papua

Papua (ANTARA Lampung) - Kekayaan berbagai sumber daya alam dan kehidupan spesies flora  fauna dimiliki Provinsi Papua, wilayah paling Timur Indonesia akan terjaga keasliannya dengan pendirian Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati).

"Taman Kehati Pulau Numfor di Kabupaten Biak Numfor merupakan model penyelamatan lingkungan hidup di tanah Papua," ujar Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Papua Prof Dr Charlie Heatubun MSi.

Hal itu, karena keragaman spesies dan genetika  flora, fauna maupun jasad renik yang dimiliki Provinsi Papua tergolong yang tertinggi serta harus mendapat perlindungan.

Demikian pula keragaman ekosistem tanah Papua, menurut Prof Charlie, mulai dari daratan (dataran rendah hingga pegunungan), perairan (sungai, rawa dataran rendah dan datarn tinggi), serta lautan (pantai, terumbu karang hingga laut dalam) merupakan cerminan dari tingginya keragaman tempat hidup dari spesies yang hidup di Indonesia.

Namun demikian, tingkat kerusakan ekosistem tersebut di Indonesia juga tinggi, baik oleh kejadian alami maupun yang disebabkan ulah manusia. Kondisi ini berdampak sebagai ancaman langsung terhadap kelangsungan hidup dari makluk hidup yang bernaung di dalamnya.

Keanekaragaman hayati merupakan aset bagi pembangunan nasional dan daerah sehingga diperlukan pelestarian jenis-jenis dan sumber daya genetik lokal yang langka melalui pencadangan sumber daya alam.  

Berdasarkan amanah Pasal 57 ayat (1) huruf b Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menurut Prof Charlie, telah memberikan dasar hukum untuk melakukan dan melaksanakan pencadangan sumber daya alam, agar makhluk hidup mendapat dapat jaminan untuk melangsungkan kehidupannya meskipun dimanfaatkan untuk kemakmuran masyarakat.

Dalam hal ini pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau perseorangan perlu ambil bagian dalam usaha menjaga kelangsungan kehidupan seluruh hidupan alam yang ada di sekitarnya.

Peran menjaga menjaga penyelamatan lingkunan hidup di Papua, kata Prof Charlie, telah dibentuk taman keanekaragaman hayati adalah suatu kawasan pencadangan sumber daya alam hayati di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ dan/atau ex-situ.

"Fungsi taman kehati sangat beragam, di antaranya sebagai koleksi tumbuhan lokal, langka dan endemik penting yang ada di kawasan tertentu (provinsi, kabupaten/kota, regional)," katanya.

Taman kehati juga berfungsi ebagai tempat pengembangbiakan tumbuhan dan satwa pendukung penyedia bibit serta sumber bibit dan benih serta sebagai tempat sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal, langka dan endemik penting.

Keberadaan taman kehati dalam bidang pendidikan, lanjut Prof Charlie, sebagai tempat atau sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan ekowisata.

"Taman Kehati juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan penambahan tutupan vegetasi di suatu kawasan," ujarnya lagi.

Ia menyebutkan, taman keanekaragaman hayati bertujuan untuk pencadangan sumberdaya alam hayati guna penyelamatan berbagai spesies tumbuhan lokal dan satwa maupun fauna.

Taman Kehati Numfor, menurut Prof Charlie, sebagai tempat pelestarian beragam spesies yang terancam kepunahannya dengan memperhatikan manfaat dan fungsi ekosistemnya.

                                             Dukungan Masyarakat
Untuk mewujudkan kawasan Taman Kehati di Pulau Numfor, Prof Charlie mengatakan dalam kajian ekologi yang dilakukan Universitas Papua perlu melibatkan masyarakat adat selaku pemilik hak ulayat kawasan taman Kehati Wansra Pulau Numfor Kabupaten Biak Numfor.

Kepedulian masyarakat adat dalam mendukung taman kehati, menurut guru besar botani Universitas Papua itu, sangat penting karena pengelolaan lingkungan hidup dan kekayaan sumber daya alam dimiliki Papua akan dipergunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat.

"Partisipasi masyarakat adat setempat untuk mewujudkan taman kehati sesuai tujuan dan fungsi melestarikan beragam spesies dan flora," katanya.

Untuk pengembangan kawasan Pulau Numfor ke depan, menurut Prof Charlie, dengan adanya taman kehati diharapkan akan menjadi tempat vital bagi penyelamatan lingkungan hidup dan sumber daya alam dimiliki Pulau Numfor.

Ia mengatakan, sesuai hasil kajian ekologi yang dilakukan tim peneliti Universitas Papua, wilayah Kepulauan Numfor sangat strategis serta menyimpan beragam  flora fauna.

Berdasarkan pengembangan "masterplan" Pulau Numfor, lanjut Prof Charlie, masalah ekosistem lingkungan hidup sangat perlu mendapat perhatian pemkab, dinas kehutanan serta para pemangku kepentingan bidang lingkungan hidup.

"Keindahan flora dan fauna dimiliki Papua diharapkan tetap terjaga keasliannya jika mampu dibudidayakan dalam Taman Kehati yang dibangun di Pulau Numfor, Kabupaten Biak Numfor," katanya pula.

                                            Spesies Langka Dunia
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Biak Hendrison Ondy mengakui, eksistensi taman kehati pulau  Numfor, sangat strategis kedepan karena menyimpan berbagai jenis flora dna fauna yang sangat langka di dunia.

"Salah satu jenis flora da fauna yang hanya satu-satnya dimiliki dunia adalah jenis pohon palem (manjekia)," katanya.

Ia mengatakan latar belakang dibentuknya taman kehati pulau  Numfor sebagai upaya perlindungan, pengawetan serta pemanfaatan keanekaragaman hayati.

Munculnya tama kehati ini, lanjut Hendrison, sebagai habitat berbagai macam tumbuhan dna hewan, fragmentasi kawasan hutan serta ancaman kelestarian.

Area Taman Kehati Numfor, menurut dia, luasnya mencapai 10 hektare, berlokasi di kampung wansra distrik Orkeri, terdapat 108 jenis tumbuhan yang tergolong 59 suku untuk semua tingkatan vegetasi.

Henrison mengungkapkan nilai strategis Taman Kehati Pulau Numfor untuk terwujudnya Indonesia, yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan serta terwujudnya taman kehati Numfor dengan kualitas keanekaragaman hayati utuh dan mantap dalam peningkatan ekonomi masyarakat tahun 2032.

"Taman Kehati ini merupakan kawasan strategis kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan," katanya pula.

Keberadaan Taman Kehati Pulau Nunmfor, menurutnya, memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukungan lingkungan hidup.

Untuk mendukung pembentukan Taman Kehati Pulau Numfor, menurut Hendrison, pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan telah mendapat master plan hasil kajian ekologi lingkungan Universitas Papua tentang rencana pembangunan taman kehati Wansra distrik Orkeri kepulauan Numfor.    

Ia mengakui konsep dasar pengembangan taman kehati pulau Numfor diantaranya untuk koleksi tumbuhan, pengembangan tumbuhan dan satwa pendukung penyedia bibit, sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal.

Taman Kehati Pulau Numfor, lanjut Hendrison, sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuam dan ekowisata, sumber bibit dan benih, ruang terbuka hijau sedrta penambahan tutpan vegetasi.

Menyinggung status lahan Taman Kehati Pulau Numfor, menurut dia, merupakan tanah hak ulayat masyarakat adat yang harus dipergunakan untuk kepentingan publik.

Berdasarkan pengakuan tokoh masyarakat Pulau Numfor Pendeta Wamafma, lanjut Hendrison, masyarakat adat berkomitmen mendukung dibentuknya taman kehati Wansra, distrik Orkeri kepulauan Numfor.

Komitmen masyarakat Pulau Numfor untuk mendukung keberadaan taman kehati, karena kesadaran masyarakat adat tentang pentingnya menjaga pelestarian sumber daya alam flora dan fauna serta lingkungan hidup di tanah Papua.

Dukungan nyata masyarakat Pulau Numfor terhadap penyiapan sarana prasarana taman kehati, diharapkan meningkatkan partisipasi langsung warga dalam mendukung berbagai program pembangunan yang sedang berlangsung di Kabupaten Biak Numfor.

"Dalam menjabarkan visi misi Bupati Thomas Ondy untuk mewujudkan Biak Numfor, bangkit, mandiri, sejahtera untuk perubahan dalam bidang lingkungan serta untuk pemberdayaan masyarakat kampung," harap Kadis Kehutanan Hendrison Ondy seusai pemapatan kajian ekologi lingkungan tim Universitas Papua.

Pulau Numfor merupakan sebuah wilayah kepulauan dari Kabupaten induk Biak Numfor, yang  terdiri atas lima wilayah pemerintahan distrik diantaranya distrik Orkeri, Poiru, Bruyadori, distrik Numfor Barat dan distrik Numfor Timur.