Ayo Ikut Tes IVA

id Tes IVA

Jakarta (ANTARA Lampung) - Penderita kanker kebanyakan telat mendeteksi secara dini sel mematikan itu.

Berbagai jenis kanker mengancam manusia, seperti kanker payudara, kanker serviks, kanker nasofaring (di atas tenggorokan dan di belakang hidung), kanker kolorektal (usus besar dan rektum), kanker paru, kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker prostat, kanker tiroid, kanker/tumor otak, retinoblastoma (kanker mata), dan osteosarkoma (kanker tulang).

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012 atau meningkat 12 persen.

Jumlah kematian juga meningkat dari 7,6 juta orang menjadi 8,2 juta pada tahun 2012 atau meningkat 8,0 persen.

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013, prevalensi tumor kanker Indonesia adalah 1,4 per 1.000 penduduk atau 330.000 orang.

Kanker yang umumnya menyerang perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.

Berdasarkan Sistem Informasi RS tahun 2010, jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang dan kanker serviks 5.349 orang, kemudian disusul kanker darah atau leukimia sebanyak 4.342 orang, kanker paru sekitar 3.244 orang.

Berdasarkan data Komite Penanggulangan Kanker Nasional, sebanyak satu orang meninggal tiap jam karena kanker rahim.

Komite yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.02/MENKES/389/2014 pada 17 Oktober 2014 itu memiliki visi menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker di Indonesia.

WHO memprediksi penderita kanker di dunia akan meningkat tujuh kali lipat pada 2030. Pada tahun 2030 diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta di antaranya akan meninggal dunia karena kanker.

                                     Tes IVA
Kini muncul gerakan penyadaran bagi masyarakat untuk mendeteksi secara dini gejala kanker. Salah satunya yang dilakukan oleh para istri anggota Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla serta kalangan eksekutif lain yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja.

Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja mengajak masyarakat  untuk mencegah kanker sejak dini itu sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.

Masyarakat perlu menjadikan pencegahan dan deteksi dini kanker menjadi suatu gaya hidup melalui pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA).

"Kita harus mendorong tes IVA jadi gaya hidup," kata Sekretaris Oase Kabinet Kerja Daisy Indira Andi Widjajanto dalam Sosialisasi dan Strategi Komunikasi Program Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia.  

Ia mengatakan bahwa masyarakat harus memandang tes IVA sebagai prioritas bagi perempuan Indonesia sehingga melalui deteksi dini dapat dilakukan penanganan tepat dan cepat.

Tes IVA merupakan cara sederhana mendeteksi kanker leher rahim  (serviks) sedini mungkin dengan cara melihat langsung setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.

WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi  tingkat prakanker dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif masing-masing antara 10-20% dan 92-97%.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 2.073 puskesmas yang dapat melakukan tes IVA, 2.675 bidan terlatih, 1.453 dokter terlatih, dan 428 krioterapi yang tersebar 34 provinsi dan 298 kabupaten/kota.

Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja menyiapkan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia 2015-2019 yang akan diluncurkan pada 21 April 2015 di salah satu puskesmas di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Lebih baik mencegah dan mendeteksi dini daripada mengobati karena beban secara nasional akan lebih besar," kata Ketua Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga Oase Kabinet Kerja Nining Indroyono Soesilo, istri Menko Kemaritiman.

Program itu juga bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran pencegahan kanker dan pola hidup bersih dan sehat. Program itu juga untuk memeratakan pelayanan kesehatan di setiap provinsi.

Nining mengatakan berdasarkan data Komite Penanggulangan Kanker Nasional, sebanyak satu orang meninggal tiap jam karena kanker rahim. Untuk itu, program itu akan menggandeng ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) di pedesaan sehingga dapat membangkitkan kesadaran masyarakat di seluruh Indonesia untuk peduli kanker rahim dan payudara.

Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja juga menggandeng media massa dalam menyosialisasikan dan menyebarluaskan imbauan pentingnya melakukan pencegahan dan deteksi dini penyakit kanker. Nining mengatakan media massa memiliki kekuatan menjangkau masyarakat luas di seluruh wilayah Indonesia dalam menyebarluaskan informasi pencegahan dan deteksi dini kanker.

Melalui media massa, masyarakat diajak untuk test IVA dan hidup CERDIK (cek kesehatan, enyahkan asap rokok, rajin olah raga, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres) sebagai serangkaian kegiatan pencegahan kanker.

Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menekankan pada penguatan komitmen kegiatan penanggulangan kanker melalui peningkatan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang kanker, pengembangan upaya deteksi dini dalam rangka menurunkan angka kematian akibat kanker, mengobati kanker sesuai standar, diperlukan pengawasan dan evaluasi tentang efektivitas pengobatan alternatif, peningkatan kualitas hidup pasien kanker melalui upaya paliatif yang efektif, serta dukungan semua elemen masyarakat dalam mengendalikan kanker secara komprehensif dan berkesinambungan.