Mahasiswa Indonesia di Inggris Dirikan Lingkar Studi Cendekia

id Mahasiswa Indonesia di Inggris

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan pendidikan di Inggris, mendirikan Lingkar Studi Cendekia, sebagai forum kajian untuk mendiskusikan persoalan terkini soal Indonesia dan alternatif solusinya.

Salah satu mahasiswa asal Lampung di Inggris, Arizka Warganegara, dalam surat elektronik yang diterima di Bandarlampung, Senin, menyatakan bahwa pendirian Lingkar Studi Cendekia (LSC) itu dilakukan di United Kingdom, Minggu (29/3), bertempat di 24 Shay Street, Leeds United Kingdom.

Beberapa dosen dan peneliti Indonesia yang sedang menyelesaikan studi S-2 dan S-3 khususnya di tiga kota (Leeds, Bradford, dan York) yang berinisiasi mendirikan LSC United Kingdom.

Menurut Arizka, dosen FISIP Universitas Lampung (Unila) yang sedang menempuh pendidikan S-3 di Inggris itu, forum ini bertujuan membahas beragam hal yang terkait erat dengan Indonesia.

Dasar filosofis pendirian forum ini mencoba mendiskusikan 'current affairs' atau isu-isu terkini soal Indonesia, katanya lagi.

Zaid Perdana Nasution sebagai Koordinator LSC yang juga dosen di Universitas Sumatera Utara mengatakan, tidak hanya mendiskusikan persoalan saja, forum ini diharapkan dapat juga memberikan sumbangsih pemikiran untuk mewujudkan Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera karena pada prinsipnya mahasiswa Indonesia di luar negeri sungguh mencintai negaranya.

"Untaian pemikiran kami-kami di United Kingdom ini semoga bermanfaat," ujar Zaid.

Forum ini direncanakan mengadakan diskusi bulanan rutin dan bertempat secara bergiliran di beberapa kota di Inggris.

Menurutnya, pada bulan April, merencanakan akan menggelar diskusi di Bradford, bulan Mei diskusi bertempat di York.

Forum Lingkar Studi Cendekia juga berencana membuat kllinik jurnalistik dan bahan tulisan hasil kajian dan diskusi, menurutnya, kelak juga akan diterbitkan menjadi buku.

Delapan mahasiswa Indonesia di United Kingdom yang masing-masing sedang menyelesaikan studi, baik S-2 maupun S-3, terlibat sebagai inisiator forum ini, antara lain Zaid P Nasution (mahasiswa S-3 Kebijakan Lingkungan University of Leeds), Herri Mulyono (mahasiswa S-3 Pendidikan University of York), Bhima Yudhistira (peneliti INDEF sekaligus mahasiswa Keuangan University of Bradford), Arizka Warganegara (mahasiswa S-3 Geografi Politik, University of Leeds), Najamuddin (mahasiswa S-3 Studi Politik dan Keagamaan, University of Leeds), Dhani Imawan (mahasiswa University of Bradford), Adwin Pratama Anas (mahasiswa University of Leeds), dan Bustanul Arifin (Mahasiswa University of Leeds).

Seri pertama diskusi LSC United Kingdom membahas soal kenaikan nilai mata uang dollar AS, disampaikan oleh Bhima Yudhistira (peneliti INDEF sekaligus mahasiswa Keuangan di University of Bradford).

Arizka menyebutkan, banyak hasil elaborasi dalam diskusi ini, salah satunya lemahnya cadangan devisa dalam negeri menjadi salah satu titik lemah fundamen ekonomi Indonesia, dalam paparan yang disampaikan Bhima.

Untuk mengatasi itu terdapat beberapa solusinya, yaitu memperkuat cadangan devisa dengan cara memperkuat ekspor, memperkuat infrastruktur produksi negara sekaligus memikirkan adanya nilai tambah barang ekspor.

Hal lainya, adalah perlu menciptakan kemandirian ekonomi, melakukan evaluasi suku bunga, dan menegaskan soal peraturan mengenai hedging (memagari utang) luar negeri swasta, demikian penjelasan Arizka Warganegara.