Pakar Pertanian: Jalan Tol Jangan Gusur Persawahan

id jalan, tol, pertanian

 Pakar Pertanian: Jalan Tol Jangan Gusur Persawahan

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (unila.ac.id)

Seharusnya jalan tol di Lampung yang akan dibangun bila melewati areal pertanian kelas satu atau areal persawahan dinaikkan ke atas menjadi jalan layang, sehingga tidak mengganggu kawasan produksi pangan di Lampung ini."
Bandarlampung, (ANTARA Lampung) - Pakar pertanian dari Universitas Lampung (Unila) Prof Dr Wan Abbas Zakaria mengingatkan, pembangunan jalan tol di Lampung jangan sampai menggusur areal pertanian khususnya persawahan kelas satu, karena akan mengganggu pencapaian swasembada beras nasional.

"Seharusnya jalan tol di Lampung yang akan dibangun bila melewati areal pertanian kelas satu atau areal persawahan dinaikkan ke atas menjadi jalan layang, sehingga tidak mengganggu kawasan produksi pangan di Lampung ini," ujar Dekan Fakultas Pertanian Unila itu, dalam seminar dan dialog diselenggarakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung, di Bandarlampung, Kamis.

Prof Abbas mengingatkan, dampak pembangunan jalan tol itu dapat menimbukan konversi lahan yang luar biasa pada kawasan yang dilalui, termasuk menggusur areal pertanian di sekitarnya.

"Semua dampak itu terutama alihfungsi lahan persawahan harus diantisipasi sejak dini, agar target pencapaian produksi beras Lampung dapat dicapai," ujar dia lagi.

Dia berharap, ruas jalan tol di Lampung itu tidak sampai menggusur kawasan pertanian yang subur di Lampung, untuk menjaga produksi pangan nasional dan menjamin terpenuhi kedaulatan pangan di negeri kita.

Dalam seminar ini, tampil pula narasumber mewakili Bappeda Lampung (Siti Maysaroh) dan peneliti Walhi Lampung (Supriyanto).

Berkaitan rencana pembangunan jalan tol di Lampung dari Bakauheni Lampung Selatan-Terbanggi Besar Lampung Tengah hingga ke Kayuagung Sumatera Selatan, oleh Presiden Joko Widodo diharapkan pada April sudah dimulai "groundbreaking"-nya, Pemprov Lampung menjamin pembangunan jalan tol Sumatera ini tak mengganggu lahan pertanian terutama arel sawah di daerah itu.

"Saya jamin pembangunan jalan tol tak mengganggu target penambahan produksi padi satu juta ton yang sudah dicanangkan sebelumnya. Potensi kehilangan lahan pertanian akibat adanya alihfungsi di sejumlah titik sentra pertanian di Lampung juga tak berpengaruh karena ada ekstensifikasi," kata Asisten II Bidang Ekubang Sekprov Lampung Adeham, di Bandarlampung, pekan lalu.

Ia mengatakan bahwa pembangunan jalan tol Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sekitar 150 kilometer dijamin tak akan mengorbankan lahan pertanian dan mengganggu target swasembada dengan penambahan produksi satu juta ton gabah kering giling hingga tahun 2016.

Menurutnya, dalam rangka penyediaan lahan untuk pembangunan tol itu, Pemprov Lampung akan meminimalkan alihfungsi lahan pertanian.

Adeham menjelaskan jalan tol Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 150 km dengan lebar 120 meter, melewati tiga kabupaten, 18 kecamatan, dan 70 desa membutuhkan lahan sekitar 2.100 hektare.

Asisten II Bidang Ekubang Sekprov Lampung itu mengatakan bahwa pembebasan lahan tol Sumatera itu hanya 20 persen dari total lahan bakal lokasi pembangunan merupakan lahan pertanian.

"Pemerintah berjanji akan ada pergantian lahan pertanian dengan membuka lahan baru apabila ada alih fungsi lahan akibat pembangunan jalan tol," ujarnya lagi.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung dalam musyawarah perencanaan pembangunan bidang pertanian, menyatakan kesanggupan penambahan produksi gabah kering giling hingga satu juta ton dalam dua tahun.

Pada 2015 target produksi padi Lampung sebesar 633 ribu ton. Sedangkan sisanya akan dipenuhi pada 2016 sebanyak 372 ribu ton. Tambahan produksi gabah kering giling itu di luar produksi padi reguler yang mencapai 3,1--3,3 juta ton pada tahun lalu.