Bandarlampung Alami Deflasi 0,29 Persen Februari 2015

id kepala, bps, lampung, deflasi,

Bandarlampung Alami Deflasi 0,29 Persen Februari 2015

Kepala BPS Lampung Adhi wiriana (ist)

Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi di antaranya bensin, cabai merah, cabai rawit, jeruk, daging ayam ras, telur ayam ras, kangkung, cabai hijau, semen, cumi-cumi segar, dan bayam."
Bandarlampung, (ANTARA Lampung) - Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung mencatat Kota Bandarlampung pada Februari 2015 kembali mengalami deflasi sebesar 0,29 persen, setelah bulan sebelumnya juga mengalami deflasi 0,63 persen.
         
Kepala BPS Lampung Adhi Wiriana, di Bandarlampung, Senin, mengatakan ada tiga kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi Kota Bandarlampung, yakni kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan yang memberikan andil deflasi sebesar 0,30 persen.
         
Kemudian, kelompok bahan makanan sebesar 0,22 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen.
         
Ia menyebutkan, empat kelompok lainnya menahan laju deflasi yakni kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,11 persen; kelompok sandang sebesar 0,076 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,04 persen; kelompok bahan makanan 0,02 persen.
         
"Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi di antaranya bensin, cabai merah, cabai rawit, jeruk, daging ayam ras, telur ayam ras, kangkung, cabai hijau, semen, cumi-cumi segar, dan bayam," katanya.

         
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK), kata dia, deflasi Kota Bandarlampung terjadi karena adanya penurunan indeks pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 1,89 persen.    
    
Kelompok bahan makanan turun sebesar 0,97 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga turun 0,04 persen.
         
Kelompok kesehatan naik 0,57 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang naik sebesar 0,40 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman rokok, dan tembakau naik 0,27 persen.
         
Deflasi Kota Bandarlampung, kata dia, berada di peringkat ke-22 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya.
         
Dari 82 kota, 70 kota mengalami deflasi dan 12 kota mengalami inflasi.
         
Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 3,20 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,04 persen.
         
Deflasi tertinggi terjadi di Bukit Tinggi sebesar 2,35 persen, sedangkan deflasi terendah dialami Jayapura sebesar 0,04 persen.
         
Kota Bandarlampung pada bulan Februari 2015 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) adalah sebesar minus (-) 0,92 persen dan inflasi "year on year" (yoy) adalah sebesar 6,55 persen.