Harga Beras Tak Kunjung Turun

id Harga Beras Ogah Turun

Harga Beras Tak Kunjung Turun

Petani sawah di Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah sedang memupuk tanaman padi mudanya. (Foto ANTARA/M.Tohamaksun)

Bandarlampung (Antara Lampung) - Sejumlah pedagang beras di Kota Bandarlampung menyebutkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum mampu menurunkan harga beras di daerah itu, karena faktor panen padi yang paling menentukan naik tidaknya harga beras.
    
"Harga BBM turun, namun harga beras tetap tinggi, bahkan ada yang naik. Penyebabnya adalah panen padi belum berlangsung di wilayah Lampung," kata Edi Susanto, salah satu pedagang beras di Pasar Tugu Bandarlampung, Selasa.
    
Ia memperkirakan harga beras akan turun mulai Maret mendatang, karena di saat itu panen padi mulai berlangsung di sejumlah daerah di Provinsi Lampung.
    
"Harga beras ditentukan stok dan panen. Stok beras sekarang masih banyak, cuma pedagang membeli secukupnya dari penggilingan gabah karena harganya yang tinggi," katanya lagi.
    
Ia menyebutkan harga beras lokal termurah kini mencapai Rp9.000/kg, sedang beras premium di atas Rp12.000/kg.
    
"Stok beras banyak, cuma harganya masih bertahan tinggi. Menjelang panen padi, harganya baru turun," katanya.
    
Pedagang beras lainnya, Ny Rodjie, juga menyebutkan harga beras di Bandarlampung tetap bertahan tinggi meski pemerintah telah menurunkan harga BBM bersubsidi.
    
Sekarang harga bensin mencapai Rp6.600/liter dan solar Rp6.400/liter.    "Penurunan harga BBM dalam jangka pendek tak berpengaruh terhadap harga beras.
 Harganya masih tinggi," katanya.
    
Namun, ia memperkirakan dalam waktu sebulan ke depan, harga beras mulai turun karena panen padi akan mulai berlangsung di wilayah Lampung.
    
Petani biasanya memilih menjual stok gabah/berasnya menjelang musim panen
 sehingga berdampak pada penurunan harga gabah dan beras.
    
Ia menyebutkan harga beras asalan Rp9.000/kg, sedang harga beras premium sudah mencapai Rp12.500/kg.
    
Selain itu, ia menyebutkan Perum Bulog juga menggelar Operasi Pasar dengan harga beras Rp7.500/kg.
    
Pembeli beras OP Bulog itu juga cukup banyak karena harganya lebih murah daripada beras asalan, sedang mutunya cukup baik.
    
Lampung termasuk sentra penghasil beras utama di Sumatera, dan daerah pertanian padi di provinsi itu di antaranya adalah Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Timur dan Pringsewu.