Mahasiswa IBI Darmajaya Berbisnis Jasa Pembuatan Pin

id jasa, pembuatan, pin, ibi, darmajaya, mahasiswa, ibi darmajaya

Bandarlampung, (ANTARA Lampung) -  Bermodal kecil tapi memberikan keuntungan besar mendorong Muhammad Khoirudin, mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Lampung, untuk menggeluti dunia usaha bisnis jasa pembuatan pin dan gantungan kunci.
        
Menurut Khoirudin, di Bandarlampung, Selasa, dengan berbekal modal hanya Rp3 juta, kini dia sudah mampu meraup keuntungan antara Rp1 juta hingga Rp2 juta setiap bulan.
        
Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi semester lima ini mengatakan, bisnis pembuatan PIN menawarkan keuntungan yang sangat menggiurkan dengan modal relatif kecil.
        
Dia menuturkan, jika sudah mempunyai komputer dan printer warna, cukup membeli mesin pencetak PIN.
        
Juga tidak perlu keahlian khusus, katanya lagi, cukup memiliki kemampuan desain menggunakan coreldraw atau photoshop, maka sudah dapat memulai usaha ini.
        
"Bisnis membuat PIN menjadi pilihan saya karena selain mudah dan modal tidak besar, risiko juga kecil. Keuntungan dari bisnis pembuatan PIN ini juga sangat menjanjikan, mencapai 100 hingga 300 persen. Selain itu pemasarannya juga cukup mudah dengan memanfaatkan relasi dan membuka agen di beberapa titik," ujar Udin, panggilan Khoirudin, saat ditemui di gedung A kampusnya itu pula.
        
Menggeluti usaha ini, diakuinya bermula dari pengalamannya sebagai marketing jasa pembuatan PIN yang dilakoni selama beberapa tahun.
        
Ia menjajakan jasa pembuatan PIN milik rekannya berdasarkan sistem bagi hasil.
        
Setelah melihat potensi yang begitu menjanjikan, membuatnya memberanikan diri untuk membuka usaha yang sama.
        
Berbekal pinjaman modal dari temannya sebesar Rp3 juta, Udin mendirikan Maspin.org yang berarti mas-mas pembuat PIN.
        
"Banyak konsumen yang tidak tahu nama saya, akhirnya memanggil saya Mas PIN yang kemudian saya jadikan brand usaha ini. Untuk promosi, selain menebar jaringan, saya juga mengenalkan produk saya secara daring melalui website dan sosial media. Alhamdulillah cukup efektif hasilnya," ujarnya lagi.
        
Usaha Udin juga berhasil menarik pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Wilayah II Palembang untuk mendanai pengembangan usaha yang digelutinya saat ini.
        
Dengan mengajukan proposal bisnis, bungsu dari tiga bersaudara ini berhasil memenangkan hibah Kopertis sebesar Rp7.200.000.
        
Kini Udin mampu membiayai sendiri kuliahnya tanpa bergantung dengan orang tuanya lagi.
        
"Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa mandiri dengan bisnis ini. Awal menggeluti usaha ini sejak setahun yang lalu, saya mulai tidak meminta jajan pada orang tua, hingga akhirnya sekarang bisa membiayai sendiri kuliah saya. Ini menjadi kebanggaan tersendiri karena pada usia muda saya sudah bisa mandiri," katanya pula.
        
Saat ini, Udin memproduksi sekitar 500--2.000 keping PIN dan gantungan kunci setiap bulannya.      

Pesanan banyak datang dari berbagai organisasi. Mereka memesan PIN sebagai suvenir acara-acara tertentu, seperti seminar dan lainnya. Banderol harga satu keping PIN tergantung pada ukuran dan jumlah pemesanan, seperti pemesanan barang pada umumnya, semakin banyak pesanan semakin murah harganya.
        
Udin mematok harga Rp3.200 untuk pin ukuran 44 mm. Harga ini berlaku untuk pesanan sejumlah kurang dari 50 keping.
        
Sedangkan untuk pesanan lebih dari 100 keping, harganya bisa turun menjadi Rp3.000 untuk pemesanan di atas 500 keping.
        
"Kalau memesan lebih dari 500 keping, harganya bisa dinegosiasikan ulang," kata Udin lagi.
        
Menjadi wirausahawan muda dan sukses memang menjadi impian Udin sejak kecil. Ketertarikannya di dunia usaha diasahnya sejak duduk di bangku SMP dengan berjualan pulsa elektrik dan jajanan-jajanan ringan untuk rekan-rekannya di sekolah.
        
Kemampuan ini terus ia kembangkan hingga ke jenjang SMA dan kuliah, sehingga pada setiap kesempatan atau peluang bisnis selalu ia tangkap.
        
Tak lupa ia juga mengembangkan relasi seluas-luasnya dengan aktif berorganisasi baik di dalam maupun luar kampus.
        
"Membangun relasi sangat penting untuk kelanjutan bisnis kita, dan dari beberapa usaha yang pernah saya tekuni, saya semakin mantap untuk serius mengembangkan usaha pembuatan PIN dan aksesorisnya. Nantinya tak hanya menjual gantungan kunci, saya juga akan mencoba menjual produk lainnya seperti mug, suvernir pernikahan dan lainnya," katanya pula.
        
Rektor IBI Darmajaya, Dr Andi Desfiandi SE MA, mengaku bangga seiring tumbuh kesadaran mahasiswa didiknya untuk berwirusaha.
        
Menurut Andi sudah saatnya mahasiswa berorientasi mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan, tidak lagi mencari pekerjaan.
        
"Inilah sudah mulai dilakukan puluhan mahasiswa IBI Darmajaya, dan saya bangga sekali kepada mereka yang telah memberanikan diri untuk terjun sebagai wirausaha meskipun masih berstatus mahasiswa. Kemampuan entrepreneur memang harus diasah sejak dini yang nantinya bisa menjadi bekal mereka setelah lulus nanti," kata dia pula.