Pedagang: Pasokan Lancar Harga Daging Bertahan

id daging, sapi, harga, bertahan, lampung, penggemukan, lokal, pasokan, pedagang

Pedagang: Pasokan Lancar Harga Daging Bertahan

Pedagang daging sapi (ANTARA/Regina Safri/dok)

Harga daging sapi lokal berkisar Rp100.000/kg, sedang harga daging sapi impor hasil penggemukan berkisar Rp95.000- Rp100.000/kg. Permintaan tidak mengalami peningkatan, sedang pasokan daging banyak."
Bandarlampung,  (ANTARA Lampung) - Sejumlah pedagang sapi di Kota Bandarlampung menyebutkan harga daging cenderung bertahan di awal tahun 2015 seperti tahun lalu.
         
Alasannya, karena mereka kini lebih mudah mendapatkan sapi impor hasil penggemukan dan sapi lokal, sementara volume permintaan atas daging sapi tidak mengalami lonjakan, kata Andre, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Lelang Bandarlampung, Selasa.
         
"Harga daging sapi lokal berkisar Rp100.000/kg, sedang harga daging sapi impor hasil penggemukan berkisar Rp95.000- Rp100.000/kg. Permintaan tidak mengalami peningkatan, sedang pasokan daging banyak," katanya.
         
Ia menyebutkan harga sapi juga bertahan berkisar Rp38.000- Rp38.500/kg.
         
Dia juga menyebutkan permintaan atas daging sapi impor hasil penggemukan tetap lebih banyak dibandingkan permintaan atas sapi lokal.
         
Sejumlah pedagang daging sapi lainnya menyebutkan harga daging sulit turun, meski harga BBM telah diturunkan mulai 1 Januari 2015 lalu.
         
Di Pasar Sukarame Bandarlampung, harga daging sapi berkisar Rp90.000-Rp100.000/kg.
         
Para pedagang di Lampung relatif tidak sulit mendapatkan daging sapi karena Lampung termasuk sentra penggemukan sapi potong di Indonesia.
         
Sekarang ini terdapat enam lokasi industri penggemukan sapi potong (feedlotter), belum termasuk usaha penggemukan oleh koperasi dan perorangan terutama di Kabupaten Lampung Tengah.
         
Enam lokasi itu terdapat di Lampung Tengah tiga perusahaan penggemukan sapi, Lampung Selatan dua, dan Lampung Timur satu tempat penggemukan sapi.
         
Sementara itu, pemerintah daerah di Lampung sedang menggiatkan usaha pengembangan peternakan sapi, karena pakan ternak di daerah itu cukup banyak. Untuk mendorong berkembangnya usaha peternakan sapi, pemerintah daerah memberikan bantuan permodalan dan pemasaran ternak hingga keluar wilayah Lampung.
         
Menurut Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP, pengembangan usaha pertenakan sapi di daerahnya didukung dalam akses ke permodalan dan kemudahan akses pemasaran.
         
"Nantinya, ternak dari Lampung Selatan sesuai dengan rencana Pemerintah Provinsi Lampung diharapkan dapat dikirim ke luar daerah seperti di Jakarta dalam bentuk karkas atau daging sehingga tidap perlu lagi mengirim sapi utuh seperti sebelumnya," katanya.
         
Bupati berharap, peternak jangan sampai menjual indukan sapi yang masih produktif untuk memperbanyak produksi kelahiran sapi-sapi baru di Lampung Selatan secara bertahap.