Perguruan Tinggi Dorong Kesiapan Lampung Hadapi MEA

id lampung,hadapi,mea,perguruan tinggi

Kesiapan menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk kalangan perguruan tinggi di Lampung."
Bandarlampung,   (ANTARA Lampung) - Perguruan tinggi di Provinsi Lampung terus mendorong kesiapan berbagai pihak di daerah itu dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2005.
       
"Kesiapan menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk kalangan perguruan tinggi di Lampung," kata Rektor IBI Darmajaya, Dr Andi Desfiandi MA, di Bandarlampung, Selasa.
        
Pada Senin, IBI Darmajaya menggelar seminar nasional bisnis dan teknologi kesiapan menghadapi MEA itu.
        
Upaya memenangkan persaingan pada MEA 2015, salah satunya dengan mendorong keterlibatan perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saing masyarakat pada tataran global, kata Hendri Saparini PhD dari Core Indonesia, dalam seminar itu.
         
Menurut Saparini, menghadapi MEA 2015, Indonesia sejatinya memiliki potensi pasar terbesar ASEAN.
         
Dia menyebutkan, jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, merupakan separuh dari jumlah penduduk ASEAN.
        
Potensi tersebut memberi peluang bagi Indonesia untuk menjadi basis produksi dunia.
        
Sayangnya, kata dia lagi, potensi tersebut belum diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai. "Kinerja Indonesia relatif paling buruk," ujarnya.
        
Melihat fakta tersebut, diperlukan strategi untuk meningkatkan daya saing sehingga bangsa ini bisa sejajar dengan negara lain di ASEAN.  
   
Karena itu, menurut dia, pemerintah juga perlu menetapkan sektor prioritas unggulan yang akan dikembangkan.
       
"Malaysia menetapkan sektor jasa kesehatan dan pariwisata sebagai prioritas dalam MEA, Thailand memilih jasa pendidikan dan pariwisata, Singapura prioritas pada jasa keuangan, logistik, konsultan, pariwisata, sedangkan Indonesia belum memiliki strategi yang jelas sebagaimana negara-negara tetangga," ujar Saparini.
        
Dia menegaskan Indonesia harus dapat mengambil manfaat dan peluang di pasar ASEAN. Meskipun saat ini ada pekerjaan rumah besar karena sebagian besar tenaga kerja Indonesia adalah 'unskilled worker' (bukan tenaga terampil).
        
Indonesia juga harus menjaga pasar bagi angkatan kerja di dalam negeri, karena daya saing masih rendah. "Bonus demografi Indonesia harus bisa menjadi peluang bukan beban," katanya.
        
Kepala LP4M Darmajaya, Dr Anuar Sanusi SE MSi, menuturkan Sembistek ini diikuti 173 peserta dari kalangan akademisi, industri, bisnis, profesional, dan pemerintahan.
        
Sedikitnya ada 62 hasil penelitian dosen yang akan dipresentasikan pada acara tersebut.