Bukittinggi, Sumatera Barat (ANTARA Lampung) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mendorong
jurnalis lebih kreatif memanfaatkan potensi perkembangan teknologi dan
perubahan model komunikasi untuk meningkatkan kesejahteraan.
Ketua Umum AJI Indonesia Eko Maryadi mengatakan perkembangan teknologi
di bidang media yang demikian pesat mesti diikuti upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan jurnalis.
"AJI mendorong anggotanya memiliki kemampuan lain selain di bidang
jurnalistik. Yang paling memungkinkan itu, dengan memanfaatkan peluang-peluang
di bidang media," katanya di Bukittinggi Sumatera Barat, Rabu (25/11).
Menurutnya, AJI memberikan penguatan kapasitas jurnalis dan pembekalan
sebagai strategi untuk menciptakan jurnalis andal yang berujung pada
peningkatan kesejahteraan.
Kemampuan yang dimiliki tersebut diharapkan menjadi tambahan income bagi
jurnalis yang bisa dimanfaatkan dengan tidak bertentangan dengan kode
etik jurnalistik, katanya lagi.
"Ada banyak bidang usaha yang bisa dijalankan, asal tidak bertentangan
dengan kode etik. Misalnya sudah ada anggota AJI yang buka usaha tour
and travel, hingga membangun media," ujar Eko lagi.
Dia mengatakan yang paling potensial dikembangkan dan sesuai dengan
bidang keilmuan jurnalis adalah membangun perusahaan media.
AJI,
katanya pula, mendorong tumbuhnya media lokal untuk melawan konglomerasi
media yang kini terjadi di Indonesia.
Apalagi, menurutnya, pertumbuhan media mainstream yang mengeruk keuntungan besar, tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan jurnalis.
"AJI mendorong tumbuhnya media baru di daerah. Konsepnya daerah mengepung kota," ujarnya.
Untuk mendorong itu, AJI menggelar seminar nasional peluang
kewirausahaan di bidang media sebagai bagian dari rangkaian Kongres IX AJI di Bukittinggi Sumatera Barat, 27--29 November 2014.
Seminar yang digelar Kamis (27/11) ini, dibagi dalam dua sesi. Sesi
pertama mengangkat tema "Peluang dan Tantangan Membangun Industri
Kreatif Berbasis Media" dengan pembicara Dirjen Pembinaan dan
Produktivitas Menakertrans Khairul Anwar, Pendiri Detik.com Budiono
Darsono, dan CEO Watchdoc Dandhy Dwi Laksono.
Sedangkan pada sesi kedua dengan tema "Modal, Model dan Pengembangan
Bisnis Media di Berbagai Kota" dengan pembicara Mubarika Darmayanti,
Chief Marketing Officer CONNEXIOID.COM, Direktur YosefArdi News, Yosef
Ardi, Wakil Direktur Utama Harian Fajar Syukriansyah Latief, dan ICT
Watch Heru Tjatur.
Seminar tersebut diikuti oleh jurnalis, humas instansi pemerintah dan
swasta, mahasiswa, pelaku industri kreatif dan masyarakat umum.
Harapannya, seminar itu mendorong terbukanya wawasan jurnalis dan
masyarakat untuk lebih kreatif memanfaatkan peluang kewirausahaan di
bidang media.
Selain itu, AJI Indonesia juga menggelar Kongres IX yang diikuti 34
delegasi AJI kota dan dua AJI Persiapan Kota Purwokerto dan Bengkulu.
Sekitar 200 jurnalis hadir dalam kongres untuk memilih ketua umum dan sekjen
AJI Indonesia periode 2014--2017.
Berita Terkait
KPU RI ucapkan terima kasih atas kerja keras jurnalis beritakan Pemilu 2024
Kamis, 21 Maret 2024 8:24 Wib
Qatar mengecam rekor pembunuhan jurnalis oleh Israel
Senin, 19 Februari 2024 12:50 Wib
Anies-Muhaimin: Jurnalis harus dapat hak normatif sebagai pekerja kantor
Selasa, 30 Januari 2024 6:14 Wib
Dua jurnalis LKBN ANTARA Biro Lampung raih penghargaan AJP 2023
Rabu, 24 Januari 2024 18:09 Wib
Polisi tetapkan kepala JPL Bulog Maluku jadi tersangka keroyok wartawan
Selasa, 16 Januari 2024 22:59 Wib
Perkuat sinergitas, Kodim 0411/KM lakukan temu jurnalis
Senin, 1 Januari 2024 18:04 Wib
Dua jurnalis Palestina gugur di Gaza, totalnya jadi 105
Jumat, 29 Desember 2023 8:55 Wib
Sedikitnya 92 wartawan terbunuh serangan Israel sejak 7 Oktober
Minggu, 17 Desember 2023 19:50 Wib