Jauhkan Anak-anak Dari Konflik

id Jauhkan Anak-anak Dari Konflik, PBB, Perserikaatn Bangsa Bangsa, Unesco, Unicef, Pelajar, Sisa, Murid, balita, perang, bom, meledang, senjata, bayi, I

Bom mortir menghantam satu sekolah dasar pada Rabu (5/11) di Kabupaten Qaboun di bagian timur Ibu Kota Suriah, Damaskus, menewaskan sedikitnya 11 anak kecil dan melukai banyak lagi."
PBB, New York (Antara/Xinhua-OANA/ANTARA Lampung) - Dana Anak PBB (UNICEF) pada Jumat (7/11) menyeru semua pihak dalam konflik agar menjauhkan anak-anak dari tempat berbahaya setelah serangan mematikan terhadap sekolah di Ukraina dan Suriah pekan ini.

Badan PBB tersebut menyatakan itu adalah "kenangan mengerikan" mengenai tebusan mengerikan yang dibayar generasi muda akibat perang.

Bom mortir menghantam satu sekolah dasar pada Rabu (5/11) di Kabupaten Qaboun di bagian timur Ibu Kota Suriah, Damaskus, menewaskan sedikitnya 11 anak kecil dan melukai banyak lagi, kata Hanaa Singer, Wakil UNICEF di Suriah.

Serangan di Qaboun adalah yang paling akhir dalam serangkaian serangan membabi-buta terhadap sekolah, guru dan murid. Dalam sembilan bulan pertama 2014 saja, PBB di Suriah telah mengabsahkan tak kurang dari 35 peristiwa semacam itu, yang menewaskan 105 anak kecil dan melukai 293 anak lagi.

"Jumlah pasti diduga jauh lebih banyak, dan ada petunjuk bahwa serangan beberapa daerah mungkin telah dilakukan dengan sengaja," kata Singer, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. Ia menyampaikan simpatinya yang paling dalam kepada keluarga anak kecil yang telah kehilangan nyawa mereka atau telah cedera.

Masih pada Rabu, dua anak lagi tewas dan empat anak cedera di negara lain, Ukraina, ketika satu bom artileri menghantam lapangan olah raga sekolah di Kota Donetsk.

Wakil UNICEF Christophe Boulierac mengatakan lembaga tersebut geram saat mengetahui korban jiwa itu dan menyampaikan simpati kepada keluarga anak-anak tersebut.

Boulierac menekankan UNICEF telah berulangkali menyeru semua pihak dalam konflik itu agar memikul tanggung jawab mereka untuk melindungi anak-anak, sekolah dan prasarana sipil lain dalam konflik.

Sekolah mesti menjadi zona perdamaian dan tempat aman agar anak-anak bisa belajar tanpa takut kehilangan nyawa atau cedera, katanya.

Ia mengingatkan semua pihak dalam setiap konflik memiliki kewajiban khusus berdasarkan hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional untuk memberi perlindungan khusus buat anak-anak.

Penerjemah: A. Rachma.