Pengeliling ASEAN Bersepeda Singgah di Lampung

id Perjalanan Wing Sentot Irawan

Pengeliling ASEAN Bersepeda Singgah di Lampung

Wing Sentot Irawan (49), sebelah kanan, pengeliling ke negara-negara ASEAN dan Indonesia dengan bersepeda, saat singgah di Sekretariat Walhi Lampung, di Bandarlampung, Rabu (29/10), didampingi Direktur Eksekutif Walhi Lampung Bejoe Dewangga (sebelah

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Wing Sentot Irawan (49), pengeliling ke negara-negara ASEAN dan Indonesia dengan bersepeda, singgah di Bandarlampung, Rabu (29/10).

Sentot dari Bandarlampung berencana melanjutkan misi Perjalanan Hening (The Journey of Silence) ke Pekanbaru dan meneruskan hingga ke Mamuju, Sulawesi Barat serta banyak tempat lainnya.

"Saya akan istirahat dulu, lalu melanjutkan berkeliling di Lampung dalam beberapa hari ini," ujar Wing Sentot, saat mampir di Sekretariat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung di Bandarlampung, didampingi Direktur Eksekutif Walhi Lampung, Bejoe Dewangga dan sejumlah pengurus/aktivisnya.

Dia menegaskan, perjalanannya untuk membawa misi lingkungan hidup, kepedulian dan kepekaan sosial serta solidaritas antarsesama manusia itu, masih akan terus berlanjut.

"Saya akan terus berkeliling dengan bersepeda ke beberapa daerah di Indonesia yang belum saya singgahi," ujarnya pula.

Ia menuturkan, perjalanan panjang yang dimulai pada April 2006 selama beberapa tahun sempat singgah di beberapa negara ASEAN, kemudian berlanjut pada 2008, lalu diteruskan pada 2010 dan hingga 2014 untuk melihat perkembangan situasi sosial politik menjelang dan saat Pemilu Presiden 2014.

"Saya ingin melihat Indonesia secara langsung dan berinteraksi di dalamnya," katanya lagi.

Dalam perjalanannya, Wing Sentot yang mengaku adalah seniman musik balada ini, juga menyempatkan tampil (perform) di tengah komunitas yang bersedia berbagi dengannya.

"Biasanya saya juga melelang keping cakram atau CD rekaman lagu-lagu yang saya ciptakan dan nyanyikan," ujarnya.

Dalam perjalanan beberapa tahun terakhir, dia telah berkeliling ke Malaysia, Singapura, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.

Namun saat hendak masuk ke Myanmar, dia dianjurkan tidak berkeliling di negara itu menggunakan sepeda, mengingat saat itu kondisi negeri ini sedang tidak kondusif dan tidak dijamin keamanannya selama di negara ini. Akhirnya Wing Sentot batal masuk dan berkeliling ke Myanmar.

Dia mengaku sangat terkesan saat melakukan perjalanan di Kamboja, selain masyarakatnya yang ramah dan terbuka, juga banyak objek menarik bisa ditemukan di negara ini.

"Kamboja itu seperti Indonesia tahun 1970-an," ujar Sentot seraya tersenyum kecil.

Ia pun beberapa kali diberi roti oleh warga Kamboja dalam perjalanannya itu.

Menurut dia, selama melakukan perjalanan bersepeda aman-aman saja.

"Respon yang negatif atas lingkungan sekitar justru membuat kita ketakutan. Padahal tidak ada apa-apa," katanya.

Wing Sentot menyatakan, tidak tahu sampai kapan akan terus melakukan perjalanan berkeliling menggunakan sepeda ini.

Setelah di Lampung, dia akan melakukan perjalanan bersepeda hingga ke Pekanbaru Riau, kemudian menyeberang ke Mamuju, Sulawesi Barat.

Wing Sentot adalah seniman kelahiran Magelang Jawa Tengah yang memulai perjalanan mengayuh sepeda dari Lombok Nusa Tenggara Barat, mengelilingi Asia Tenggara.

Lulusan Universitas Mataram ini pernah menjadi guru SMP di Lombok Timur ini, mengaku kerap membandingkan kondisi masyarakat dan perubahan lingkungan di tempat dia datangi.

"Banyak perubahan kondisi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Semua itu bisa saya rasakan dan lihat secara langsung," ujarnya lagi.

Ia pun menggunakan momentum perjalanannya untuk terus berkampanye pelestarian lingkungan hidup, antara lain setiap kali peringatan Hari Bumi 22 April merayakannya bersama komunitas warga di tempat dia sambangi.

"Belum tahu, Hari Bumi tahun depan akan ada dimana, pokoknya jalan terus saja," katanya.

Selama di Lampung, dia berencana bertemu beberapa orang aktivis yang dikenalnya, termasuk berkeliling melihat sejumlah objek menarik di Lampung.

Dia mengharapkan, perjalanan panjangnya itu dapat menggugah keprihatinan semua pihak untuk lebih peduli pada pelestarian lingkungan, peduli pada kondisi masyarakat sekitar dan menumbuhkan kepedulian serta solidaritas sosial yang kuat.

Wing Sentot pun belum tahu akan berapa lama singgah di Lampung dalam perjalanan panjang bersepedanya itu.