Kanal Lindungi Tanaman Petani Dari Gajah Liar

id gajah sumatera

Kanal Lindungi Tanaman Petani Dari Gajah Liar

Gajah Sumatra Kehilangan Habitat (FOTO ANTARA/FB Anggoro) (FB Anggoro)

Sebelumnya panjang kanal hanya lima kilometer, sekarang akan diperpanjang 3,5 kilometer."
Lampung Timur, (ANTARA Lampung) - Pembuatan kanal di wilayah hutan Taman Nasional Way Kambas yang berbatasan dengan perkampungan warga di Kabupaten Lampung Timur sepanjang beberapa kilometer, dapat melindungi tanaman petani dari serangan gajah liar.

"Sebelumnya panjang kanal hanya lima kilometer, sekarang akan diperpanjang 3,5 kilometer," kata Camat Braja Selebah, Adnan, di Lampung Timur, Rabu.

Pihaknya mendukung pembuatan kanal itu untuk melindungi tanaman petani dari serangan gajah liar yang berasal dari kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK).

Fungsi kanal itu, lanjutnya, untuk melindungi tanaman yang dibudidayakan warga di kawasan kebun yang berbatasan dengan hutan TNWK, sehingga terhindar dari serangan gajah liar yang mencari makan ke kebun dan perkampungan di sekitar hutan itu.

Ia menjelaskan, pembuatan kanal ini diperpanjang sejauh 3,5 km dari sebelumnya hanya 5 km.

Pembuatan kanal dimulai dari Desa Braja Asri Kecamatan Way Jepara pada tahun 2013, sepanjang 5 km dan lebar tiga meter.

Pembuatan kanal diperpanjang 3,5 km pada tahun ini hingga melintasi Desa Braja Harjosari, Braja Yekti Kecamatan Braja Selebah, dan Desa Braja Asri Kecamatan Way Jepara.

"Biaya pembuatan kanal yang diperpanjang itu menggunakan dana APBD, dan sedang dalam pengerjaan," ujarnya pula.

Adnan menyatakan bahwa kanal gajah itu efektif melindung tanaman maupun warga dari serangan gajah liar.

Warga Kecamatan Braja Selebah tadinya mengeluhkan serangan gajah liar ini, mengingat warga hanya menggunakan peralatan seadanya untuk mengusir satwa berbelalai yang termasuk langka dan dilindungi itu, berupa petasan dan bunyi-bunyian, sekarang warga menjadi terlindungi dengan adanya kanal itu.

"Gajah liar beberapa kali merusak tanaman yang dibudidayakan warga di sini, seperti padi, singkong, kelapa, jagung, dan kelapa sawit," kata Mujiono, petani Desa Braja Yekti.

Ia mengatakan warga khawatir kawanan gajah liar itu tidak hanya bisa merusak tanaman petani, tetapi juga dapat menyerang dan mencelakai warga desa kawasan tersebut.