Bupati Panen Perdana Padi Mekongga

id bupati, lampung barat, mukhlis basri, liwa, perdana

Kita sering berbicara mengenai swasembada pangan, dalam mencapai swasembada ini cukup sulit, salah satu untuk mencapainya adalah ketersediaan varietas bibit unggul,"
Liwa, Lampung Barat, (ANTARA Lampung) - Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri bersama warga melakukan panen perdana padi pada lahan Kelompok Tani P3A Waywarkuk, dan temu lapang penangkaran benih padi jenis Mekongga di Pekon (Desa) Buay Nyerupa, Kecamatan Sukau, Senin.
         
Kegiatan ini dihadiri Kepala Bidang Dinas Tanaman Pangan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Eko Diah beserta rombongan, Wakil Bupati Makmur Azhari, Kepala BPS, Camat, Peratin, Ketua KTNA, ketua kelompok tani dan masyarakat di Kecamatan Sukau.
         
Bupati Lampung Barat dalam sambutannya menyampaikan berbagai tantangan dalam mewujudkan swasembada pangan.
         
"Kita sering berbicara mengenai swasembada pangan, dalam mencapai swasembada ini cukup sulit, salah satu untuk mencapainya adalah ketersediaan varietas bibit unggul," katanya.
         
Padahal, menurut dia, orang Lampung biasanya tidak pernah memikirkan bibit-bibit, biasanya bibit yang disebar tahun lalu, itulah yang disebar dan ditanam selanjutnya.
         
"Pola pikir yang harus diubah dan dengan keberadaan kelompok tani, BP4K, PPN, maka anggota kelompok tani harus aktif sehingga diharapkan masyarakat dapat mengikuti perkembangan pertanian saat ini, bukan dengan selalu mengandalkan cara tradisional lagi," kata Bupati Mukhlis Basri.
         
Selain permasalahan bibit unggul dan bibit yang sudah lulus sertifikat, untuk mencapai swasembada pangan yang lebih penting lagi adalah ketersediaan air, katanya pula.
         
"Adanya kemarau yang panjang ini. Alhamdullilah ketersediaan airnya masih bisa diatur oleh P3A dengan baik. Untuk mengatur ketersediaan air ini diharapkan semua pengguna air harus memiliki kesadaran bahwa ini adalah kepentingan bersama-sama," ujarnya.
         
Bupati mengingatkan, dalam menjaga ketersediaan air yang lebih terpenting lagi adalah menjaga sumber-sumber air. "Bagaimana adanya ketersediaan air apabila hutan digundulkan, dan untuk saat ini bagaimana kita bisa menghijaukan hutan kembali," katanya pula.
         
Dengan Program Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang diluncurkan oleh pemerintah sangat membantu masyarakat, sehingga diperbolehkan untuk menanam kopi tetapi juga harus menanam buah serta pelindung hutan, sehingga penghijauan tetap dapat dilakukan, untuk menjaga sumber-sumber air agar tetap terjaga.
         
Guna mewujudkan swasembada pangan, Bupati minta masyarakat diharapkan dapat menerapkan penggunaan bibit unggul, menjaga ketersedian air, irigasi yang baik, musim tanam tepat waktu, dan juga mengikuti petunjuk-petunjuk penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta mengikuti pelatihan-pelatihan untuk memaksimalkan hasil panen.