Warga Waykanan Salurkan Hewan Kurban

id hewan kurban, pemotongan, hari raya idul adha, 2014, bandarlampung

Warga Waykanan Salurkan Hewan Kurban

Sapi yang siap dipotong untuk kurban pada Idul Adha 1435 Hijriah. (FOTO: ANTARA Lampung/Budisantoso Budiman)

Hari ini kami melakukan puasa Arafah atau puasa hari kesembilan dari bulan Zulhijah, dan Minggu besok baru melakukan pemotongan hewan kurban."
Waykanan, Lampung, (ANTARA Lampung) - Warga Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung menyalurkan hewan untuk kurban ke masjid-masjid maupun musala di daerah ini, untuk disembelih setelah pelaksanaan Salat Idul Adha 1435 Hijriah pada Minggu (5/10).
        
"Hari ini kami melakukan puasa Arafah atau puasa hari kesembilan dari bulan Zulhijah, dan Minggu besok baru melakukan pemotongan hewan kurban," ujar H Baheram, salah satu pemuka agama di Blambanganumpu, Waykanan, Sabtu.
        
Di halaman Masjid At Taqwa Kilometer 1 Kelurahan Blambanganumpu, sejumlah hewan untuk kurban, seperti sapi dan kambing, terlihat diikat pada beberapa pohon.
        
Sedangkan di Masjid Agung Kilometer 2 Blambanganumpu, panitia juga mulai menerima hewan kurban dari warga.
        
"Penyaluran hewan kurban bisa dilakukan hari ini," ujarnya.

        
Yayasan Shuffah Blambanganumpu berpartisipasi menyalurkan hewan kurban berupa satu ekor sapi.
        
Hewan kurban tersebut, menurut Ketua Yayasan Shuffah Khairul Huda, berasal dari Program Tabungan Qurma (Qurban Jama-jama/Kurban bersama-sama).
        
Tabungan tersebut adalah solusi berkurban kambing atau sapi dengan cara yang ringan dan bermanfaat serta mulai dilaksanakan oleh Yayasan Shuffah Blambanganumpu dengan sejumlah tujuan, seperti meringankan biaya untuk berkurban yang bisa dicicil, mempererat ukhuwah dan kasih sayang sesama, dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan para peternak kecil.
        
"Semoga upaya ini juga bisa menumbuhkan semangat dan keinginan untuk melaksanakan syariat kurban dan menyuburkan kepedulian sosial," ujar Huda pula.
        
Yayasan Shuffah Blambanganumpu sebagai lembaga berbadan hukum yang memiliki tujuan utama mendirikan Panti Asuhan Mandiri, untuk memutus siklus kemiskinan dan keterbelakangan dengan melaksanakan kegiatan pengembangan profesi bagi individu, anak-anak yatim piatu dan telantar tanpa memandang suku, agama, ras, dan antargolongan.
        
"Kami juga ingin berbagi dan membantu membuat pasar bagi peternak kecil supaya mereka tidak repot lagi memikirkan pemasaran saat ternaknya sudah besar," katanya pula.
        
Pedagang hewan kurban di Blambangan Umpu Tukijo Hadinoto mengaku, terjadi kenaikan harga sapi, namun tidak terlampau tinggi.
        
"Untuk sapi bali, pejantannya masih kisaran Rp13,5 juta per ekor. Ada kenaikan tapi tidak banyak dibandingkan tahun lalu, dan saya prediksi tahun depan juga naiknya tidak banyak mengingat harga daging sapi di pasaran masih sekitar Rp95 ribu hingga Rp100 ribu per kg, tidak beda jauh dengan tahun lalu," kata Tukijo lagi.
        
Sedangkan untuk sapi jenis limosin jantan di Waykanan yang dicanangkan sebagai "Bumi Petani" harganya berkisar Rp21 juta per ekor.
        
Harga itu menurut sejumlah peternak kurang menguntungkan, karena  jika dipotong biaya pakan dan perawatan selama tiga tahun, harga sapi limosin jantan menurut mereka idealnya Rp24 juta per ekor.
        
Harga kambing di Waykanan paling rendah Rp2 juta per ekor, namun adapula kambing yang ditawarkan Rp4 juta per ekor.
        
Nilai jual ternak kambing itu mengalami kenaikan kisaran 30 persen dari tahun sebelumnya, dengan harga kambing terendah saat itu masih kisaran Rp1,5 juta per ekor.