Menpora Prihatinkan Prestasi Atlet

id menpora, roy suryo, padang, lintas katulistiwa

Menpora Prihatinkan Prestasi Atlet

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo ((Antara))

Kami prihatin dengan raihan medali hingga saat ini. Padahal sejak awal kita menargetkan harus mampu masuk 10 besar."
Padang, (ANTARA LAMPUNG) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo mengaku prihatin dengan prestasi atlet Indonesia yang turun di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan karena hingga saat ini belum mampu mempersembahkan medali emas.
         
Kontingen Indonesia berdasarkan data terakhir baru mampu mengumpulkan tiga medali perak dan dua perunggu dan berada diposisi 16. Padahal pada kejuaraan empat tahunan ini ditargetkan harus mampu merebut sembilan medali emas.
         
"Kami prihatin dengan raihan medali hingga saat ini. Padahal sejak awal kita menargetkan harus mampu masuk 10 besar," kata Roy Suryo di sela penutupan program Lintas Khatulistiwa Pemuda 2014 di Padang, Sumatra Barat, Selasa malam.
         
Target tinggi yang dicanangkan, kata dia, memang bukan tanpa alasan. Selain untuk memperbaiki posisi, juga dijadikan modal Indonesia untuk menjadi tuan rumah kejuaraan olahraga terbesar di Asia, 2018.
         
"Tidak pas jika kita akan menjadi tuan rumah tapi hanya berada di peringkat 15. Makanya dari awal kita menargetkan mampu masuk 10 besar," kata pria yang juga ahli telematika itu.
         
Kontingen Indonesia yang di hari pertama mampu meraih dua perak lewat angkat besi dan wushu ternyata belum mampu mendongkrak perolehan medali pada hari-hari berikutnya. Bahkan, pada hari ini hanya mampu meraih medali perunggu dari cabang berkuda.
         
Medali yang mampu diraih kontingen Indonesia ini adalah dari cabang yang diharapkan mampu merebut emas. Hanya saja upaya yang dilakukan maksimal oleh atlet belum mampu memenuhi target yang dibebankan sebelum berangkat ke Incheon, Korea Selatan.
         
Roy Suryo menjelaskan, saat ini kontingen Indonesia masih memiliki banyak peluang untuk meraih emas diantaranya melalui bulu tangkis. Pihaknya berharap prestasi atlet Indonesia segera bangkit agar tidak tertinggal jauh dengan negara peserta yang lain.
         
Orang nomor satu dijajaran Kemenpora itu mengakui jika hasil kurang maksimal ini juga dampak kurang harmonisnya hubungan antara dua lembaga olahraga Indonesia yaitu Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
         
"Antara KONI dan KOI ibarat koki dan pramusaji. Namun, realisasinya belum bisa berjalan dengan baik," kata pria asal Yogjakarta itu.
         
Untuk itu, kata dia, memang ada wacana untuk menggabungkan kedua lembaga olahraga tersebut. Hanya saja proses penggabungan itu tidaklah mudah karena harus mengubah Undang-Undang Nomor 03 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.