Delegasi DPR Belum Dapat Izin Masuk Gaza

id Delegasi DPR Belum Dapat Izin Masuk Gaza

Kairo (ANTARA LAMPUNG) - Delegasi DPR RI pimpinan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang dijadwalkan tiba di Kairo, Mesir, Ahad (21/9), belum mendapat izin untuk memasuki Jalur Gaza, Palestina.

Padahal, misi utama lawatan delegasi anggota dewan berjumlah 21 orang selama lima hari itu adalah berkunjung ke Jalur Gaza.

"Sejauh ini delegasi DPR yang diketuai Pak Budi (Priyo Budi Santosi dari Fraksi Golkar) belum mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk masuk Gaza. Namun, KBRI Kairo terus mengupayakannya," kata Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo Windratmo Suwarno yang dikonfirmasi Antara di Kairo, Jumat.

Sebelumnya, Kepala Fungsi Politik KBRI Kairo Meri Binsar Simorangkir pada hari Kamis (18/9) juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah cukup lama mengajukan permohonan izin ke Kementerian Luar Negeri Mesir. Namun, hingga menjelang libur akhir pekan belum ada tanggapan.

"Waduh delegasi DPR sudah mau datang, tetapi izin dari Kementerian Luar Negeri Mesir untuk masuk Gaza belum kelar," tutur diplomat muda tersebut kepada Antara di sela pembukaan Pameran Produk Indonesia di KBRI Kairo.

Liburan akhir pekan di Negeri Seribu Menara itu berlangsung dua hari, Jumat dan Sabtu.
Pemerintah Mesir memiliki otoritas pemberian izin masuk Gaza lewat Rafah, satu-satunya pintu perbatasan yang menghubungkan kantong Palestina bergolak itu dengan luar negeri.

Di sisi lain, beberapa sukarelawan Indonesia yang hendak membawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza juga masih terkatung-katung di Mesir akibat belum mendapat izin.

"Mereka (para sukarelawan) sudah lebih sebulan berada di Mesir, menanti izin yang belum jelas. Akibatnya, salah satu sukarelawan dari Aksi Cepat Tanggap terpaksa kembali ke Indonesia dua hari lalu karena tidak kejelasan izin," kata Basri Daly, mahasiswa Indonesia yang mendampingi para sukarelawan tersebut.

Menurut Basri, permohonan izin masuk Gaza oleh sukarelawan Indonesia itu disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri Mesir melalui KBRI Kairo jauh hari sebelum tiba di Kairo.

"Saat ini sukarelawan Indonesia sudah menyiapkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza berupa lima unit ambulans. Rencananya pada tanggal 25 September 2014 diantar ke Gaza, tetapi lagi-lagi izin belum pasti," kata mahasiswa asal Palu, Sulawesi Tengah, itu.

Disebutkan, bantuan lima unit ambulans itu dari empat lembaga swadaya masyarakat Indonesia, yaitu Bulan Sabit Merah Indonesia, Rafii Group, Aksi Cepat Tanggap masing-masing satu unit, dan dua unit ambulans dari Komite Nasional Indonesia untuk Palestina.

Proses pengurusan pembelian ambulans untuk rakyat Gaza ini dilakukan oleh Anton Eryanton dari Rafii Group, ungkap Basri.

Sulitnya izin masuk Gaza ini bertolak belakang dengan kesepakatan gencatan senjata Israel-Palestina yang dimediasi Mesir pada akhir bulan lalu.

Salah satu butir kesepakatan gentatan senjata itu adalah pembukaan pintu perbatasan rafah untuk bantuan kemanusiaan pascaagresi militer Israel lebih sebulan yang menewaskan sedikitnya 2.482 warga Palestina dan ribuan lagi cedera, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Sejumlah jurnalis asing dari berbagai negara, termasuk wartawan kantor berita LKBN Antara, juga masih menanti izin untuk masuk Gaza.