Prof Mukri Mantapkan Pembenahan IAIN Raden Intan

id Mukri, Mantapkan Pembenahan IAIN Raden Intan, Rektor, Anak Desa, Inspiratif, Mahasiswa, Pendidikan, Aghama, mampus, Kyai, Kali Rejo, Sendang Retno,

Prof Mukri Mantapkan Pembenahan IAIN Raden Intan

Prof Dr Moh. Mukri MAg, Rektor IAIN Raden Intan Lampung. (ANTARA FOTO/Budisantoso Budiman).

Ini sebuah kepercayaan dan amanah sebagai pemimpin di kampus ini yang dituntut harus benar-benar menjalankannya dengan sebaik-baiknya."
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, Prof Dr Mohammad Mukri MAg, memang belum menuntaskan periode pertama kepemimpinannya.

Namun, dia telah terpilih kembali untuk periode kedua memimpin perguruan tinggi negeri Islam yang akan dicanangkan segera berubah dan berkembang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) di Lampung.

"Ini sebuah kepercayaan dan amanah sebagai pemimpin di kampus ini yang dituntut harus benar-benar menjalankannya dengan sebaik-baiknya," ujar bapak tiga anak ini lagi.

Mukri yang lahir di Metro, 16 April 1959, sebelumnya pernah menjadi pembantu dekan dan Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan IAIN Lampung.

Dia mengakui, sejak awal memimpin IAIN Lampung bertekad menjadikan PTN bernuansa Islam ini punya daya tarik bagi calon mahasiswa, lebih berkualitas dan memiliki keunggulan.

Guru besar yang dikukuhkan pada 1 Agustus 2012 dan pernah menyampaikan hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara pada 2013 ini bersyukur, perlahan tapi pasti mahasiswa baru yang memilih IAIN Lampung terus meningkat, bahkan mengalami perkembangan luar biasa.

Ia pun membeberkan fakta, dalam empat tahun terakhir semula hanya sekitar 2.000 mahasiswa baru diterima dengan pendaftar sekitar 4.000 calon mahasiswa, selanjutnya meningkat menjadi 2.800 mahasiswa baru diterima (pendaftar 6.000-an), naik lagi 2.800 mahasiswa baru (pendaftar 9.000-an), dan pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2014 ini menerima 4.000 lebih mahasiswa baru dari 12.700 pendaftar.

"Alhamdulillah, calon mahasiswa baru semakin memperhitungkan IAIN Lampung," ujar Mukri lagi.

Peningkatan jumlah mahasiswa baru yang diterima itu, menurut Mukri, setelah pihaknya terus berbenah diri dan membuat daya tampung mahasiswa baru meningkat, sejalan dengan penambahan berbagai fasilitas dan sarana prasarana perkuliahan yang diperlukan.

Ia pun berkomitmen, pada periode kepemimpinannya selanjutnya masih akan terus berbenah melengkapi berbagai fasilitas yang diperlukan.

Selain telah memiliki asrama mahasiswa yang dihuni 400-an orang, kini gedung serba guna (GSG) dan beberapa gedung fakultas sedang direnovasi.

Masjid kampus yang representatif juga sedang dibangun, kendati memerlukan dana hingga miliaran rupiah dan harus dibangun secara bertahap.
   
                          Benahi Lingkungan Institut
Lingkungan sekitar institut ini pun terus dibenahi, ditata menjadi lebih bersih dan apik, dan di antaranya menambah embung tempat penampung air sekaligus memelihara ikan dan sarana rekreasi setidaknya menjadi delapan buah.

Dulu, lingkungan sekitar kawasan Kampus IAIN di Sukarame Bandarlampung ini terkenal kotor, agak kumuh dan selalu becek bahkan banjir dan selalu tergenang air di musim hujan.

Kondisi rawan tindak kriminalitas saat sore dan malam hari juga mengkhawatirkan saat berada di lingkungan kampus ini.

Sekarang, semua kondisi kurang baik itu perlahan tapi pasti kami ubah menjadi lebih baik, ujarnya.

"Mudah-mudahan, lingkungan sekitar kampus IAIN Lampung ini tidak lagi kebanjiran di musim hujan," kata Mukri pula.

Ia pun sempat mempertontonkan berbagai jenis ikan yang hidup dan dipelihara di embung-embung di lingkungan kampus itu.

Embung yang dapat berfungsi sekaligus menampung limpasan air hujan tidak menimbulkan genangan air dan banjir, sekaligus sarana rekreasi untuk memancing dan bersantai bagi para dosen, mahasiswa maupun karyawan institut ini.

Dia pun bertekad terus meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa termasuk mendorong para dosen dan karyawannya terus meningkatkan diri.

"Dalam waktu tidak lama lagi, kami akan memiliki seratusan dosen bergelar doktor, selain 15 guru besar atau profesor yang sudah ada," ujarnya pula.

Semua itu menguatkan tekad Mukri bersama jajarannya untuk bersiap menyongsong status baru sebagai Universitas Islam Negeri (UIN) di Lampung.

"Kami berusaha terus  berbenah, ke dalam dan keluar, melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan sehingga layak menjadi UIN. Semuanya kami serahkan kepada penilaian pemerintah untuk memutuskannya," katanya.

Mukri menegaskan, sebagai Rektor justru harus bersedia menjadi contoh yang baik, dan akan terus mengajak semua pihak bekerja keras agar menjadi lebih baik.

"Kadang memang melelahkan, tapi semua itu tujuannya untuk mencapai prestasi yang lebih baik," ujar lagi, seraya tersenyum.

Menurut Mukri, dengan berubah status menjadi UIN, sejumlah fakultas dan program studi yang diperlukan masyarakat siap dikembangkan.

"Kami datangkan dosen-dosen terbaik untuk memberi kuliah di IAIN Lampung, sehingga menjadi inspirasi bagi kami agar tidak berpikiran sempit dan picik lagi serta terus termotivas menjadi lebih baik lagi," kata dia.

Pihaknya juga mendorong para dosen selain mengajar dengan baik, juga menghasilkan penelitian yang bermanfaat maupun karya ilmiah berupa jurnal terakreditasi, serta berkesempatan mewujudkan pengabdian bagi masyarakat.

"IAIN Lampung diharapkan bukan lagi perguruan tinggi yang diremehkan, bukan pula perguruan tinggi kelas dua, tapi harus benar-benar memiliki keunggulan sehingga diminati masyarakat dan memberikan kontribusi positif untuk masyarakat di daerah dan negeri ini," kata Prof Mukri pula.