NU Lampung: Jiwa Nasionalis Harus Tetap Terjaga

id nu, soleh bajuri, lammpung selatan

NU Lampung: Jiwa Nasionalis Harus Tetap Terjaga

Ketua NU Provinsi Lampung KH.Soleh Bajuri (Tengah) bersama pengurus NU Lampung dalan acara Pelantikan PCNU Pesisir Barat. ((Foto ANTARA LAMPUNG/Heru Setyawan))

PBNU meminta seluruh elemen masyarakat tetap menjaga semangat nasionalis demi keutuhan NKRI."
Lampung Timur, (ANTARA LAMPUNG) - Ketua Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung Kiai Haji Soleh Bajuri dalam konsulidasi pra-Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar NU berharap masyarakat menjaga patriotisme dan jiwa nasionalis demi persatuan bangsa serta kerukunan umat beragama.
        
"PBNU meminta seluruh elemen masyarakat tetap menjaga semangat nasionalis demi keutuhan NKRI," ujar Soleh Bajuri di Depok, Jawa Barat, saat dihubungi via telepon dari Lampung Timur, Minggu.
        
Tokoh NU itu mengatakan bahwa materi yang disampaikan dalam rapat pra-Munas dan Konbes NU diselenggarakan oleh PBNU lebih menekankan ajaran ahli sunah waljamaah (aswaja) dan kekhalifahan.
        
"Secara garis besar, NU menolak sistem kekhalifahan. Oleh karena itu, NKRI merupakan hal yang prinsip dan final," katanya.
        
Tentang ISIS, dia menjelaskan bahwa bagi NU bukan dari sisi radikalismenya, melainkan dari paham hilafahnya yang lebih diwaspadai.
        
Pra-Munas dan Konbes NU dilaksanakan mulai dari 29 hingga 31 Agustus 2014 yang dipusatkan di Pondok Pesantren Al Hikam Depok, Jawa Barat.
        
Sejumlah pemateri hadir pada kegiatan itu, di antaranya K.H. Malim Madani sebagai narasumber dengan moderator Dr. Cholis Nafis.
        
Menurut Soleh Bajuri, selain menolak sistem kekhalifahan, NU juga mengharamkan jihadunnikah, yakni pernikahan yang maharnya hanya menggunakan takbir Allahhuakbar.
        
Selain itu, lanjut Soleh, pernikahan jihadunnikah melebihi nikah mutah yang menurut NU merupakan tindakan yang diharamkan.
        
"Nikah jihadunnikah merupakan salah satu ajaran yang dianut oleh paham ISIS," jelasnya.
        
Pra-Munas dan Konbes NU dihadiri 33 PWNU dan ulama pengasuh pondok pesantren se-Indonesia.
        
Dalam kegiatan itu juga ditekankan jiwa kebangsaan merupakan bentuk untuk mewujudkan menuju Indonesia yang maju dan selalu jaya di mata dunia.
        
Dalam kesempatan lainnya, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. menegaskan bahwa hukum merupakan perisai untuk mewujudkan negara yang berkeadilan.
        
"Jadikan hukum sebagai panglima untuk negara yang berkeadilan," katanya.