Lampung Tunggu Janji Jokowi-JK

id Lampung Tunggu Janji Jokowi-JK

Lampung Tunggu Janji Jokowi-JK

Jokowi mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat Lampung (FOTO ANTARA LAMPUNG/Kristian Ali)

Bandarlampung (Antara Lampung) - Akademisi Universitas Lampung Dedi Hermawan menyatakan, pembentukan kabinet merupakan pembuktian pertama presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menepis segala tuduhan yang dialamatkan pada mereka selama masa kampanye.
    
"Selama ini ada kesan Joko Widodo adalah boneka partainya PDI Perjuangan, dan berkali-kali beliau menyanggah anggapan tersebut, pembentukan kabinet merupakan pembuktian pertama," kata dia, di Bandarlampung, Jumat.
    
Menurut dia, komposisi dan nama pengisi menteri di kabinet adalah cara paling nyata dan transparan yang dapat dilihat masyarakat bahwa Jokowi bebas intervensi dari partai pendukung dan koalisinya.
    
"Bebas dari semuanya, termasuk intervesi dari Megawati yang selama ini kerap santer beredar," kata dia.
    
Menurut dia, komposisi kabinet yang dibentuk nanti harus ramping, profesional, dan steril, agar berbeda dengan komposisi menteri sebelumnya.
    
Hal itu dilakukan karena penghematan anggaran adalah salah satu jualan Jokowi selama kampanye, dan langkah pertama penghematan anggaran adalah dengan merampingkan jumlah kabinet.
    
Untuk program kerja utama di awal masa pemerintahan, menurut Dedi, penekanan di kesejahteraan sosial, utamanya pendidikan dan kesehatan, serta kepastian dan kemudahan berusaha, dapat dilakukan oleh pemerintahan baru sebagai prioritas.
    
Sementara itu, akademisi Universitas Lampung lainnya, Asrian Hendi Cahya menyarankan, untuk tingkat menteri teknis, Joko Widodo sebaiknya memilih orang yang kompeten dibidangnya, seperti menteri kesehatan, menteri pendidikan, dan menteri keuangan.
    
"Kalau level menteri koordinator bolehlah dari partai, karena tugasnya memberi gambaran visi misi pemerintahan secara general," kata dia.
    
Saat ini, dia melanjutkan dikotomi antara profesional-non profesional serta parpol non parpol agak rancu, karena cukup banyak kader partai yang berangkat dari kalangan ahli di berbagai bidang.
    
"Sebaiknya jangan terjebak pada dikotomi itu, namun lebih ditekankan pada kompeten tidak kompeten," pesan ekonom senior di Lampung tersebut.