Pupuk di Waykanan Langka

id ktna, waykanan, pupuk, lampung, kelompok tani

Dari dulu hingga sekarang masih saja terus berlangsung kelangkaan pupuk di Waykanan termasuk distribusi yang kurang tepat sasaran."
Waykanan, Lampung  (ANTARA LAMPUNG) - Kelangkaan pupuk urea dan TSP di Kabupaten Waykanan Lampung masih terjadi akibat alokasi dan distribusi yang kurang tepat sasaran.
        
"Dari dulu hingga sekarang  masih saja terus berlangsung kelangkaan pupuk di Waykanan termasuk distribusi yang kurang tepat sasaran," kata Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Waykanan, Widyo Kuncoro, di Waykanan, Kamis.      

Selain itu, menurutnya, pemasaran yang harusnya melalui mekanisme kepada kelompok tani atau petani yang mendapatkan hak subsidi yaitu maksimal dua hektare, masih juga belum terealisasi dengan baik.
        
Kelangkaan pupuk, lanjutnya, semacam agenda tahunan, sarana produksi pertanian itu menghilang saat dibutuhkan. Artinya waktu-waktu pemupukan atau musim penghujan menghilang, tapi kadang pupuk banyak pada musim kemarau.
        
Dampaknya, kata Widyo, harga pupuk naik karena susahnya mendapatkan barang pada masa tanam atau masa pemupukan naik 10 sampai 20 persen dari harga eceran tertinggi atau HET.
        
"Tapi sebenarnya masalah harga masih bisa ditoleransi bagi sebagian petani asal mereka mendapat pupuk. Persoalan mendasar, petani sangat susah mendapat pupuk akibat langkanya barang saat musim pemupukan," tuturnya.
       
Widyo berharap, pemerintah sebagai pemangku kebijakan di daerah harus lebih memperhatikan dan memperjuangkan tambahan alokasi pupuk, dan bisa menekan kepada pihak terkait jika terjadi kelangkaan pupuk di waktu pemupukan.
        
Sementara itu, petani di sejumlah desa di Kecamatan Marga Punduh dan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, pada masa tanam padi saat ini kesulitan mendapatkan pupuk urea dan TSP.
        
"Sudah satu bulan pupuk urea tidak kunjung datang, kendati petani sudah membayarnya. Kami saat ini membutuhkan pupuk karena benih padi yang sudah ditanam harus dikasih pupuk," kata Ketua Gapoktan Desa Maja Kecamatan Margapunduh Susilo.
        
Ia menyebutkan petani mengharapkan pupuk tersebut secepatnya tiba, mengingat masa tanam sedang berlangsung.
        
Menurut dia, ratusan hektare sawah di dua kecamatan tersebut saat ini serentak ditanami padi pada musim tanam sekarang ini.
        
Namun, menurut dia, petani saat ini khawatir karena pihak penyalur atau distributor pupuk yang biasa melayani penyaluran pupuk ke desa-desa belum juga memasok sarana produksi (saprodi) pertanian tersebut.
        
"Kami khawatir jika pupuk urea tersebut tidak terkirim ke petani. Bisa-bisa panen tahun ini bisa gagal," katanya.
        
Hanafi, salah seorang petani Desa Kampung Baru, Kecamatan Marga Punduh mengeluhkan belum tibanya pupuk urea dan TSP ke petani.
        
Padahal, menurut dia, petani telah membayar uang pupuk tersebut kepada penyalur atau distributor saprodi yang berada di wilayah Kecamatan Marga Punduh.