Panen Kopi Lampung Anjlok

id kopi, petani, tanggamus, bibit, aeki

Panen Kopi Lampung Anjlok

Buah kopi lebat memerah belum dipetik pemiliknya, di perkebunan kopi milik rakyat di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. (ANTARA FOTO.Dok/M.Tohamaksun)

Tahun ini panen kopi petani tidak memuaskan, karena turun hampir 50 persen dari biasanya."
Bandarlampung, (Antara Lampung) - Panen kopi di Provinsi Lampung saat ini masih berlangsung dan rata-rata produksinya anjlok atau mengalami penurunan hingga 50 persen.

"Tahun ini panen kopi petani tidak memuaskan, karena turun hampir 50 persen dari biasanya," kata Ketua Renlitbang AEKI Lampung, Muchtar Lutfie, di Bandarlampung, Kamis.

Menurut dia, pada tahun ini, produktivitas panen kopi Lampung rata-rata 700 kilogram hingga satu ton per hektare atau jauh menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya yang bisa mencapai 2 ton/ha.

Penurunan produksi kopi ini karena kerusakan buah akibat faktor cuaca berupa hujan yang menimbulkan busuk buah dan rontok buah.

Saat ini, hampir pada semua sentra perkebunan kopi Lampung yang sedang panen, seperti di Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, dan Waykanan, namun baru mencapai 50 persen.

Terkait penurunan ekspor kopi Lampung dalam dua bulan terakhir, Muchtar mengatakan bahwa persediaan kopi di gudang maupun petani juga menipis menyusul produksi yang menurun.

Selain itu, sebagian pengekspor juga masih menyimpan stok biji kopinya menunggu harga tinggi untuk meraih keuntungan, mengingat harga yang dibeli dari petani juga cukup tinggi.

Ia memerkirakan, bulan ini pengekspor maupun petani bakal menjual stok biji kopinya menjelang Idul Fitri, sehingga diperkirakan ekspor meningkat dibandingkan dua bulan terakhir.

Dia mengharapkan ke depan ekspor kopi Lampung akan menggembirakan jika petani merawat tanaman kopinya dengan benar.

Selain itu, ekspor kopi Lampung juga masuk ditopang dari pasokan kopi petani Provinsi Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

"Jika petani menerapkan penggunaan pupuk dengan benar kemungkinan hasil panen juga bagus, seperti penggunaan pupuk 1 kuintal dapat menghasilkan panen sekitar 1 ton," katanya pula.

Ia menyatakan, upaya peningkatan pengetahuan petani sebenarnya sudah cukup memadai, apalagi berjalan sosialisasi tim perkopian Lampung dengan demplot-demplotnya.

Demikian pula teknik-teknik bercocok tanam kopi sudah banyak kemajuan seperti saat habis panen, diperlukan penanganan yang benar juga tergantung ketekunan petani.

Selain itu, hal yang perlu diperhatikan agar produksi meningkat adalah ketersediaan pupuk yang masih menjadi permasalahan bagi petani.

"Saat petani memerlukan pupuk justru tidak tersedia, kalau pun ada harganya mahal, pupuk subsidi tidak ada di pasaran yang menimbulkan kekacauan di tingkat petani," kata dia lagi.

Menurut Sunyoto (60), petani kopi di Lampung Barat menyebutkan panen kopi tahun ini merosot hingga 50--60 persen, mengingat banyak tanaman kopi yang tidak berbuah akibat faktor cuaca.

"Hujan tahun lalu membuat biji kopi banyak yang rontok,"  katanya.