7 Nelayan Thailand Akui Bunuh Dua Prajurit TNI AL

id 7 Nelayan Thailand Akui Bunuh Dua Prajurit TNI AL

7 Nelayan Thailand Akui Bunuh Dua Prajurit TNI AL

Perahun nelayan (FOTO ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Songkhla (Antara/TNA-0ANA) - Tujuh awak kapal pukat Thailand dituduh berkomplot membunuh dua anggota Angkatan Laut Indonesia di kapal mereka di perairan Indonesia pada 9 Maret, kata kepolisian Thailand pada Kamis.
        
Asisten Komisaris Kepolisian Kerajaan Thailand Jenderal Jakthip Chaijinda mengatakan, sembilan awak kapal nelayan Sor Nattaya 7 ditahan dan didakwa melanggar undang-undang Imigrasi.
        
Penyidik kepolisian Songkhla dan perwakilan Jaksa Agung secara individu menginterogasi sembilan pria itu dan membawa mereka ke tempat di kapal tersebut di mana masing-masing ditugaskan untuk bekerja.
        
Tujuh di antara mereka mengakui tuduhan itu.
        
Mereka mengakui membunuh dua orang Indonesia atas perintah kapten pukat, yang mereka identifikasi sebagai Charoenporn Opas, yang masih bebas.
        
Para perwira angkatan laut Indonesia naik ke pukat Thailand itu untuk pemeriksaan ketika insiden itu terjadi.
        
Sekitar 500 kapal pukat Thailand dari wilayah tengah dan selatan  pekan keempat Maret diberitakan masih mendarat karena Indonesia menutup perairannya untuk kapal-kapal nelayan negara tetangga tersebut dalam menanggapi kematian dua personel angkatan laut Indonesia yang dilaporkan dibunuh awak kapal nelayan Thailand.
        
Biro Kepolisian Nasional Thailand telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok mengenai tuduhan itu dan memberitahu perkembangan terbaru kasus tersebut kepada pihak berwenang Indonesia untuk menunjukkan upaya serius Thailand dalam menyelesaikan kasus ini.
        
Wakil Komisaris Keisian Daerah Sembilan Provinsi Songkhla,  Mayjen Pol. Chawalit Sawaengpuet memimpin tim investigasi dan mengatakan bahwa penyelidikan hampir selesai dan pemeriksaan terhadap tersangka mengalam kemajuan.
        
Polisi mengidentifikasi tujuh awak dari 12 kru dan telah memeriksa mereka.
        
Polisi sedang mencari 10 awak lainnya untuk dimintai keterangan.  
   
Sementara itu, pemerintah Thailand telah mengadakan pembicaraan dengan pihak berwenang Indonesia mengenai pembukaan kembali perairan Indonesia untuk kapal pukat Thailand.
        
Kurangnya akses ke perairan Indonesia akan mempengaruhi harga seafood di negara tersebut dan industri terkait akhirnya akan berdampak.
        
Sementara itu, juru bicara Kepolisian Kerajaan Thailand Mayor Jenderal Pol. Piya Uthayo mengatakan bahwa polisi sedang menyelidiki insiden yang dilaporkan terjadi pada 9 Maret itu.
        
Menurut laporan itu, kata dia, awak Thailand membunuh dua personil angkatan laut Indonesia sebelum kembali ke Songkhla, Thailand, pada 14 Maret.
        
Dia mengatakan Letjen Pol. Jakthip Chaijinda, Asisten Kepala Kepolisian Nasional ditugasi untuk mengawasi penyelidikan.
        
Jenderal Piya mengatakan bahwa sementara menunggu Kedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand untuk secara resmi mengajukan pengaduan kepada pemerintah Thailand melalui Kementerian Luar Negeri, Kepolisian Daerah Sembilan Provinsi diperintahkan untuk menyelesaikan pengumpulan informasi dalam waktu tiga hari.
        
Menurut penyelidikan awal, kata dia, kapten dan 11 awak berada di kapal nelayan itu dan bahwa 10 orang terlibat dengan kasus pembunuhan tersebut.


Penerjemah/Redaktur : A. Krisna/Hisar Sitanggang