Petani Lampung Timur Minati Penggemukan Sapi

id Petani Lampung Timur Minati Penggemukan Sapi, Sapi, Hewan, terbak, Daging, Binatang, TSI, Sawah, Petani

Petani Lampung Timur Minati Penggemukan Sapi

Hewan ternak peliharaan. (ANTARA FOTO Dok./M.Tohamaksun).

Dengan usaha penggemukan sapi itu, pendapatan petani bisa bertambah, di samping itu masih bisa menekuni profesi lain seperti petani, buruh, dan lainnya."
Sukadana, Lampung Timur (ANTARA LAMPUNG) - Gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Kabupaten Lampung Timur meminati usaha penggemukan sapi, karena mampu meningkatkan pendapatan bagi para petani di daerah tersebut.

Ketua Gapoktan Sumber Makmur di Kecamatan Jabung, Age Suwandana, Selasa (11/6), mengatakan bahwa usaha penggemukan sapi memiliki prospek keuntungan yang cukup lumayan, sehingga sejumlah petani yang tergabung dalam gapoktan di daerahnya membentuk usaha penggemukan sapi.

"Dengan usaha penggemukan sapi itu, pendapatan petani bisa bertambah, di samping itu masih bisa menekuni profesi lain seperti petani, buruh, dan lainnya," ujar dia.

Ia menjelaskan, sebelumnya petani di daerahnya kurang mengetahui usaha penggemukan sapi dengan metode baru, namun setelah mengikuti berbagai pelatihan usaha penggemukan sapi, usaha petani menjadi lebih maju.

"Dalam metode yang baru tersebut, petani membuat kandang dengan kapasitas yang lebih besar, selain itu pakan yang diberikan untuk ternak sapi juga diformulasi secara khusus dan diberikan secara intensif agar pertambahan berat badan sapi dapat terukur," katanya lagi.

Dia menambahkan, keuntungan usaha penggemukan sapi tersebut lebih cepat karena ternak sapi tidak diliarkan dan hanya dirawat di dalam kandang.

Selain itu, pakan ternak yang berasal dari olahan limbah nanas atau sawit membuat berat badan sapi bertambah lebih cepat.

"Pakan yang diberikan memang khusus, tidak boleh berganti-ganti untuk menjaga peningkatan berat badan secara intensif," kata Suwandana lagi.

Adapun keuntungan yang didapatkan, lanjut dia, untuk satu ekor sapi berkisar antara Rp3 juta--Rp5 juta dalam tiga bulan, sehingga dengan prospek yang cukup lumayan itu, sejumlah petani di daerahnya banyak yang ikut menekuni usaha tersebut.

Hal senada disampaikan Suhadi, warga yang mengusahakan penggemukan sapi yang juga ketua Gapoktan di Kecamatan Batanghari mengatakan bahwa pembudidayaan ternak sapi dengan metode 'box' sudah menjadi tren di daerahnya.

Apalagi, kata dia, harga jual sapi yang terus naik, membuat sejumlah petani yang menekuni penggemukan sapi kian bertambah.

"Harga jual sapi terus naik karena dipicu kenaikan harga daging sapi di pasaran, sehingga peluang tersebut dimanfaatkan oleh warga kami," ujar dia lagi.

Ia menjelaskan, untuk metode 'box' dalam penggemukan sapi terbukti efektif untuk menambah berat sapi dalam per harinya, sehingga dalam waktu kurang dari empat bulan sudah siap jual.

"Untuk satu harinya berat sapi bisa terukur yakni berkisar antara 0,5 kilogram sampai satu kilogram. Dalam tiga bulan sudah siap dijual dan kandang diganti dengan bibit sapi lagi," katanya.

Dalam pemberian pakan, ujarnya, ternak sapi diberi pakan limbah olahan nanas, sawit, atau pun ampas singkong sehingga persediaan pakan tidak khawatir kekurangan.

"Kami tidak menggunakan pakan hijau seperti rumput dan jerami, karena dikhawatirkan malah terdapat bibit penyakit. Namun hanya menggunakan limbah nanas atau sawit, dan disarankan tidak ganti-ganti jenis pakan untuk menjaga penambahan berat badan sapi," kata dia lagi.

Ia melanjutkan, dengan kenaikan harga daging sapi, ternyata membawa berkah tersendiri bagi para peternak sapi dengan pemasarannya yang lebih mudah.