Presiden Terpilih Venezuela Tak Peduli Pengakuan AS

id Presiden Terpilih Venezuela Tak Peduli Pengakuan AS

Karakas, 18/4 (Antara/Xinhua-OANA) - Presiden terpilih Venezuela Nicolas Maduro, Rabu (17/4), mengatakan ia tak peduli apakah Amerika Serikat mengakui kemenangan tipisnya dalam pemilihan presiden pada Ahad (14/4).

"Tak bermoral campur tangan AS dalam urusan dalam negeri Venezuela," kata Maduri dalam taklimat di Istana Presiden Miraflores. Ia menuntut Menteri Luar Negeri AS John Kerry untuk tidak terus mengincar Venezuela. "Pergi lah dari sini, cukup sudah semua campur tangan ini."

"Mereka tak mengakui apa pun; kami tak peduli dengan pengakuan kalian. Kami telah memutuskan untuk bebas dan kami akan bebas dan merdeka, dengan kalian atau tanpa kalian," kata Maduro dalam reaksi atas pernyataan Kerry mengenai reorganisasi AS bagi pemerintah baru Venezuela, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.

Pemerintah AS pada Rabu menyatakan Washington belum memutuskan apakah akan mengakui Nicolas Maduro sebagai Presiden baru Venezuela, dan menyampaikan kembali seruan bagi penghitungan-ulang kertas suara sebagaimana dituntut oleh oposisi.

"Kami kira mesti ada penghitungan-ulang. Saya tidak tahu apakah itu akan terjadi dalam beberapa hari ke depan," kata Kerry.

Sebagai penjabat presiden, Maduro menang dalam pemilihan presiden Ahad dengan mengumpulkan 50.75 persen suara, dan mengalahkan penantangnya dari oposisi Henrique Capriles, musuh utamanya, dengan selisih angka kurang dari dua persen. Capriles, yang menyatakan terjadi penyimpangan dalam penghitungan suara, menolak hasil tersebut dan menuntut penghitungan-ulang semua kertas suara. Seruan itu dikumandangkan oleh AS dan Organisasi Negara Amerika.

Dewan Pemilihan Umum Nasional (CNA), Senin, mengumumkan Maduro sebagai presiden baru, sehingga memicu protes rusuh di negara yang kaya akan minyak tersebut. Akibat kerusuhan itu ialah tujuh orang tewas dan 61 orang lagi cedera.