Apa Kabar Jembatan Selat Sunda?.

id Jembatan Selat Sunda?., Bakauheni, JSS, Merak, Wisnu Tjandra, Bakauheni, Macet, Truk, Feri, Kapal, Jalan Tol, Tomy Winata, Sapi, Daging, Ikan

Apa Kabar Jembatan Selat Sunda?.

Ketua Umum PWI Pusat, Margiono (kanan) menyerahkan paket buku-buku karya PWI kepada wakil dunia usaha, Wisnu Tjandra dari Artha Graha Grup (kiri), usai "Dialog Dunia Usaha dan Pers" dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2013, di Manado, S

Masalah rencana pembangunan JSS tersebut sudah pernah Bapak paparkan pada HPN tahun yang lalu di Jambi. Akan tetapi, sampai saat ini kami belum melihat sejauh mana perkembangannya?."
Manado (Antara) - Kalangan pers melalui sejumlah wartawan senior mempertanyakan tindak lanjut rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang akan menghubungkan antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

Pertanyaan seputar rencana pembangunan JSS dan bahkan pemaparannya beberapa kali namun belum juga ada realisasinya itu mengemuka pada sesi tanya jawab pada acara "Dialog Pers dan Dunia Usaha" dalam rangka Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2013, di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu.

Sejumlah wartawan senior baik dari pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dan Dewan Kehormatan PWI, mempertanyakan hal itu saat sesi dialog setelah paparan oleh dua pembicara dari kalangan dunia usaha, masing-masing pengusaha Oesman Sapta Odang dan Wisnu Tjandra.

Oesman Sapta Odang, pengusaha yang mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan pernah berkecimpung di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), menyampaikan materi tentang "Strategi Membangun Indonesia: Daerah Maju Indonesia Jaya".

Sementara Wisnu Tjandra yang mewakili perusahaan Artha Graha Grup menyampaikan materi tentang "Go Green Development: Kepedulian dari Alam ke Alam".

Pada acara yang juga dihadiri Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Margiono, sejumlah wartawan senior, termasuk Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Tarman Azzam memprtanyakan dan mengatakan bahwa masalah Jembatan Selat Sunda itu sangat perlu. Oleh karena itu, perlu mendapat kejelasan sebab menyangkut kepentingan masyarakat di negara ini.

Sementara itu, peserta dialog lainnya masih mencatat dan mengingat bahwa rencana pembangunan JSS itu pernah dipaparkan di kalangan pers setahun yang lalu, tepatnya pada rangkaian puncak peringatan HPN di Provinsi Jambi, Februari 2012.

"Masalah rencana pembangunan JSS tersebut sudah pernah Bapak paparkan pada HPN tahun yang lalu di Jambi. Akan tetapi, sampai saat ini kami belum melihat sejauh mana perkembangannya?" ujar salah seorang peserta dialog mempertanyakan.

Menanggapi hal itu, Ketua Yayasan Artha Graha Peduli Wisnu Tjandra menjelaskan bahwa secara prinsip pihak Artha Graha Grup sangat mengharapkan JSS itu tetap dibangun kapan pun dan oleh siapa pun.

Sebagai penggagas rencana pembangunan JSS, kata Wisnu, sesuai dengan rencana dan jadwal semula seharusnya pelaksanaan pembangunan JSS itu diharapkan sudah bisa dimulai pada awal tahun 2014.

Namun, katanya lebih lanjut, belakangan ini rencana tersebut mengalami kendala, dan sesuai perhitungan sudah mengalami kerugian waktu selama sekitar satu tahun dua bulan.

"Kita sudah kehilangan waktu sekitar satu tahun dua bulan, dan sampai saat ini persamaan pendapat untuk itu pun belum ada," ujarnya.

 
                         Saham Hadiah
Wisnu mengakui bahwa rencana pembangunan JSS itu telah lama dipersiapkan, antara lain, dengan membentuk Konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS), dan beberapa kali dan kesempatan pula dipresentasikan, serta dikoordinasikan, baik di pemerintah pusat maupun bersama Pemerintah Provinsi Lampung dan Banten.

Berkaitan dengan itu, pihak AG pun telah mengirimkan surat pada bulan Juli 2012, yang intinya pihak AG mempersilakan siapa yang akan mengambil alih pelaksanaan pembangunan JSS itu. Namun, hingga Sabtu (9/2) belum ada lagi ada pemberitahuan, diskusi, dan pertemuan tentang itu.

"Pada prinsipnya kami sangat mengharapkan JSS tetap bisa dibangun," katanya mengharapkan.

Hal itu penting, lanjut dia, apalagi Perpres tentang JSS itu sendiri keluarnya pada akhir 2011 sehingga sampai saat ini karena suatu hal sudah mengalami kerugian waktu sekitar satu tahun dua bulan.

"Artha Graha memperlilakan siapa saja yang akan membangun JSS itu nantinya, kami cukup diberikan saham kenang-kenangan saja, tidak meminta banyak-banyak," kata Wisnu pula.

Sementara itu, Oesman Sapta Odang pada kesempatan itu menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan upaya memajukan pembangunan ekonomi nasional dan daerah, yang antara lain menuntut perlunya dukungan dan peran pers yang lebih bersatu dalam mengawal pembangunan di segala bidang.

Hal yang disoroti Oesman Sapta, antara lain, soal infrastruktur, lingkungan, pertambangan, komoditas perdagangan, gizi masyatakat, sdm, dan termasuk kebutuhan akan daging, ikan, dan komoditas pertanian, serta perkebunan.

Usai dialog dilanjutkan pertemuan intensif antara dunia usaha dan jajaran pers serta panitia pusat dan panitia lokal HPN 2013 dalam satu tim yang lebih kecil guna lebih menindaklanjuti secara konkret pertemuan itu. Tim ini juga bertujuan agar program-program yang lebih menyentuh kepentingan masyarakat banyak bisa terealisasi lebih cepat.

Hal itu antara lain akan ditindaklanjuti pula dengan seminar-seminar, tinjauan lapangan, dan kegiatan lainnya, misalnya mengambil tema tentang JSS, ternak, dan daging, serta masalah penting lainnya.

Jembatan Selat Sunda yang rencananya akan menghubungkan antara Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan dan Merak, Provinsi Banten sepanjang sekitar 32 kilometer itu semula akan menelan dana sekitar Rp200 triliun.

Jembatan itu telah dirancang secara multiguna, antara lain, terdapat jalur kendaraan dan kereta api dua jalur serta menjadi penghubung fasilitas lainnya, seperti aliran listrik dan telekomunikasi Jawa-Sumatera.

Warga Provinsi Lampung dan Sumatera lainnya sebelumnya mengharapkan JSS itu segera direalisasikan, terlebih lagi belakangan ini sering terjadi kemacetan di pelabuhan Bakauheni dan Merak pada saat-saat tertentu karena lalu lintas Jawa-Sumatera dan sebaliknya itu selama ini masih dilayani dengan angkutan kapal feri.