Sudah Lama Perajin Tidak Produksi Gula Merah

id gula

Sudah Lama Perajin Tidak Produksi Gula Merah

Pengrajin Gula Merah di Lampung (ANTARA/Agus Setyawan)

Waykanan, Lampung (ANTARA LAMPUNG) - Sebagian besar perajin gula merah di Kabupaten Waykanan, Lampung, mengaku tidak lagi memproduksi komoditas itu sejak tiga bulan lalu seiring tidak adanya nira kelapa akibat kemarau.
    
"Sudah lama kami tidak menyadap, manggar atau mayang kelapa belum keluar," ujar perajin gula merah dari Kampung Umpubakti, Kecamatan Blambangan Umpu, Sudarto, di Waykanan, Sabtu.
    
Pengakuan sebagaimana disampaikan Sudarto juga dibenarkan perajin gula merah lain dari daerah sama, yakni Suyanto.
    
"Kemarau panjang ini memang tidak bisa membuat gula merah, dan itu terhitung sejak Idul Fitri yang lalu," ujar Suyatno pula.
    
Suyanto mengaku menyadap dan membuat gula merah sejak 20 tahun lalu. Saat itu harga gula merah mencapai Rp400 per kilogram.
    
"Bagi saya ini pekerjaan positif, jadi tetap saja saya tekuni," kata dia pula.
    
Ia menambahkan, pasokan bahan baku pembuatan gula merah  yang makin terbatas memang memusinkan para perajin.
    
"Untungnya kemarin sempat membuat kopra dari kelapa yang ada, sekarang kelapa sudah habis jadi tidak ada kesibukan lagi," ujarnya menjelaskan.
     
"Dan untungnya lagi juga, ujarnya, ada bos yang biasa membeli gula biasa memberi talangan dana jika dalam kondisi sedang tidak ada nira untuk dibuat gula merah. Nanti jika nira sudah ada untuk diolah menjadi gula merah, baru saya membayar talangan dana yang dipinjamkan tersebut," kata dia.
    
Ketidaktersediaan pasokan gula merah dari perajin membuat harga mata dagangan itu bertahan tinggi di pasaran, kisaran Rp9 ribu per kilogram.