Karet Kini Disadap Malam Hari

id karet

Karet Kini Disadap Malam Hari

Salah satu perkebunan karet di Lampung. Perkebunan karet rawan mengalami kebakaran akibat kemarau panjang yang melanda wilayah itu. (FOTO ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Waykanan (ANTARA LAMPUNG) - Sejumlah pekerja perkebunan karet di Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, mengaku mengubah waktu menyadap menjadi malam hari sambil mengawasi kemungkinan kebakaran lahan.
        
"Banyak daun kering berjatuhan di lahan harus diwaspadai, kena api sedikit seperti puntung rokok bisa berbahaya," kata seorang pekerja di perkebunan karet, Sarpin, di Blambangan Umpu yang berada sekitar 220 km sebelah utara Kota Bandarlampung, Senin.
        
Pada musim penghujan, Sarpin biasa menyadap karet pada pagi hari dan akan berakhir pada siang hari. Namun sekarang menjadi pukul 22.00 WIB dan berakhir pada pukul 03.00 WIB, dengan dibantu senter yang bisa diletakkan di kepala.
        
"Kemarau seperti ini kerja harus ekstra keras," Sarpin menjelaskan.
        
Daun-daun yang jatuh akibat musim gugur tersebut, ujar Sarpin, tidak mungkin dibersihkan begitu saja.
        
"Namun dibiarkan untuk mendinginkan akar pohon karet sehubungan musim kemarau. Termasuk sebagai bakal pupuk organik karena seiring berjalannya waktu akan lapuk menjadi humus. Tetapi ada bahayanya, jadi harus benar-benar diawasi," katanya.
        
Oleh sebab itu, bekerja malam hari ia lakukan untuk menghindari terjadinya hal tidak diinginkan seperti kebakaran lahan.
        
"Kemarin ada warga yang membakar sampah. Lahan yang saya jaga nyaris terbakar akibat hal itu. Jejak apinya jelas sekali melewati daun-daun kering yang ada di lahan, untung saja ketahuan sehingga bisa ditanggulangi," katanya.
        
Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Waykanan, Lampung, Leaderwan mengajak warga daerah itu bersama-sama menekan potensi terjadinya kebakaran lahan dan hutan akibat kemarau.
        
"Guna mencegah kebakaran, masyarakat diharapkan tidak sembarangan membakar ranting atau kayu di ladang dan kebunnya kemudian meninggalkannya begitu saja," katanya.
        
Adapun para perokok yang melewati Jalan Lintas Sumatera atau jalan lain yang dekat dengan lahan perkebunan, imbau Leaderwan, jangan sekali-kali membuang puntung rokok sembarangan