Kenaikan Suhu Udara Ancam Kesehatan Manusia

id suhu

Kenaikan Suhu Udara Ancam Kesehatan Manusia

SUHU PANAS (FOTO ANTARA/Irsan Mulyadi)

Satu evaluasi resmi telah meramalkan bahwa China akan menghadapi beberapa potensi masalah yang disebabkan oleh perubahan iklim, termasuk dampak terhadap keanekaragaman hayati dan pengendalian penyakit terkait dengan masalah pemanasan global.
        
Menurut laporan penilaian nasional yang kedua untuk perubahan iklim, suhu rata-rata tahunan (AMT) di China akan naik 2,5 hingga 4,6 derajat Celsius pada akhir abad ini dibandingkan dengan periode 1980-1999.
        
Laporan dari penilaian yang dilakukan hampir lima tahun itu diumumkan di Beijing, Selasa (15/11), dua pekan sebelum KTT Perubahan Iklim Durban --yang akan diselenggarakan di Afrika Selatan.
        
Laporan itu menyatakan bahwa perubahan iklim dan cuaca ekstrem memiliki pengaruh yang besar, terutama yang merugikan kesehatan manusia. Laporan tersebut menekankan bahwa kenaikan suhu dapat menyebabkan penyebaran patogen dan kemunculan penyakit, termasuk demam berdarah, malaria dan cacing pita.
        
Lebih lanjut, laporan itu memperkirakan potensi daerah penyebaran schistosomiasis akan bergerak ke utara menuju China Utara dan bahkan masuk ke daerah pedalaman termasuk beberapa bagian Xinjiang di barat laut pada tahun 2050, demikian laporan Xinhua.
        
Laporan tersebut juga menyoroti kemungkinan perubahan ekosistem di negara itu, termasuk migrasi besar-besaran penyebaran tumbuhan, perluasan padang rumput dan variasi penyebaran berbagai spesies hewan.
        
Yang paling penting, pada akhir abad ke-21, panda raksasa, monyet Yunnan-hidung pesek dan rusa berbibir putih akan sangat terpengaruh dengan keadaan tersebut karena habitat mereka akan terpecah-pecah.
        
Selain itu, laporan tersebut menyatakan bahwa kenaikan permukaan air laut yang terus-menerus akan memperpendek periode kembalinya tingkat air ekstrem dan badai.
        
Tingkat air yang ekstrem di Sungai Yangtze, Sungai Pearl dan tepi barat Laut Bohai di Cina Utara akan berulang setiap lima sampai 20 tahun bukan 50 tahun seperti sebelumnya.
        
Sementara itu, menurut laporan tersebut, permukaan laut di sekitar China diperkirakan meningkat sebesar 80 sampai 130mm pada tahun 2030, dengan curah hujan tinggi dan sedikit hujan salju.
        
Naiknya permukaan laut diperkirakan akan menenggelamkan 18.000 kilometer persegi dataran rendah pesisir dan mempengaruhi rancangan dan keselamatan operasi pembangkit listrik tenaga nuklir yang terletak di sekitar daerah tersebut.
        
Sektor pertanian negara itu juga akan menghadapi situasi yang tidak menentu pada paruh pertama abad ini.
        
Seiring dengan naiknya suhu, budidaya tanaman dapat diperluas jauh ke utara, tetapi suhu tinggi dapat mengurangi hasil padi-padian.
        
Laporan tersebut menekankan penggunaan pupuk karbon dioksida dan irigasi untuk menjamin ketahanan pangan negara itu pada masa depan.
        
Pada akhir laporan, kebijakan dan tindakan diusulkan untuk mengatasi masalah itu.

        
Akhirnya laporan tersebut juga meringkas upaya China dalam memerangi perubahan iklim, seperti pengenalan kebijakan dan tindakan penyesuaian diri dan mitigasi perubahan iklim, serta peningkatan kesadaran masyarakat dan partisipasi mereka dalam kerja sama internasional.

        
Kesimpulannya, laporan itu mendesak China agar berupaya meningkatkan kerja sama internasional untuk mempercepat perubahan negara itu ke arah pembangunan ber-emisi karbon rendah.