Harga Telur Di Bandarlampung Bertahan

id telur, harga, pedagang, pasokan

Harga Telur Di Bandarlampung Bertahan

Ilustrasi pedagang telur (FOTO ANTARA/RAHMAD)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Harga telur ayam ras di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, bertahan Rp16.500 per kilogram pekan ini atau sama pada sepekan lalu.

"Harga telur merangkak naik dalam dua pekan terakhir," kata Jondi, pedagang pengecer telur Pasar Kangkung, di Bandarlampung, Sabtu.

Menurutnya, harga komoditas itu sempat merangkak naik akibat pasokan komoditas itu dari pedagang besar ke pengecer berkurang.

Berkurangnya pasokan itu karena sejumlah pengusaha telur telah menjadikan ayam ras tersebut untuk menjadi ayam potong.

Harga telur beberapa pekan lalu menurut dia, hanya Rp13.500/kg, tetapi saat ini merangkak naik cukup tinggi mencapai Rp16.500 hingga Rp17.000/kg.

Ia mengatakan, permintaan konsumen akan telur sejak dua pekan ini terus meningkat.

Peningkatan permintaan akan telur itu, katanya, membuat harga komoditas itu terus merangkak naik, sementara pasokan tetap berkurang.

"Kebanyakan permintaan telur untuk kebutuhan rumah tangga dan juga rumah makan," katanya.

Ia memerkirakan, harga telur ayam ras itu akan bergerak naik menjelang bulan Ramadhan tahun ini.

Mulyadi pedagang pengecer lainnya mengatakan, harga telur terus merangkak naik, meskipun pasokan komoditas itu stabil.

Harga telur saat ini mencapai Rp16.500/kg atau naik bila dibandingkan pekan sebelumnya Rp14.500/kg.

"Ada kenaikan harga telur sekitar Rp500/kg," kata dia lagi.

Sementara stok akhir telur di Provinsi Lampung hingga Juni 2011 sebanyak 4.843 ton atau aman untuk memenuhi kebutuhan warga di daerah itu.

"Jumlah telur sebanyak itu diperkirakan aman hingga jelang puasa mendatang," kata Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Provinsi Lampung, Ishak, di Bandarlampung.

Ia menjelaskan, stok awal telur Provinsi Lampung pada Juli diperkirakan mencapai 4.351 ton.

Untuk kebutuhan telur di daerah itu, lanjutnya, hingga dua bulan ke depan diperkirakan mencapai 16.608 ton.

Ia menyebutkan, untuk pengadaan telur sejak Juni hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 29.100 ton. "Pengadaan telur itu berasal dari lokal dan luar daerah," ujarnya.

Menurut dia, bila diasumsikan kebutuhan telur di provinsi dengan jumlah penduduk sekitar delapan juta jiwa itu mencapai 4,68/kg/kapita/tahun.

"Jika dilihat dari asumsi itu, maka ketersediaan telur hingga Desember aman," katanya.(Ant)