Pasokan Kurang, Harga Telur Melonjak

id Telur

Pasokan Kurang, Harga Telur Melonjak

HARGA TELUR MEROKET (ANTARA/M Agung Rajasa)

Jika dilihat dari asumsi itu, maka ketersediaan telur hingga Desember aman
Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Pasokan telur di Bandarlampung dalam beberapa pekan terakhir berkurang, menyebabkan harga komoditas itu melonjak dari Rp15.000 per kilogram pekan lalu menjadi Rp17.000 per kg pekan ini.

"Pasokan telur terus berkurang sejak beberapa pekan terakhir, sehingga harga merangkak naik," kata Masnan, pedagang pengecer telur di Pasar Tani Kemiling, Bandarlampung, Jumat.

Menurutnya, harga komoditas itu terus merangkak naik karena pasokan dari distributor atau pedagang besar ke pengecer berkurang.
        
Ia menjelaskan, harga telur dalam  beberapa pekan terakhir terus merangkak naik dari Rp13.500 per kg tiga pekan lalu kemudian naik Rp15.000 per kg dan sekarang Rp17.000 per kg.
        
Naiknya harga telur itu, katanya, membuat permintaan konsumen akan  komoditas itu relatif turun tetapi tidak terlalu signifikan.
        
Ia mengakui, dalam sehari biasanya mampu menjual telur sebanyak sepuluh peti (perpeti berisi 250 butir telur), tapi saat ini hanya tujuh hingga delapan peti per hari.
        
"Kebanyakan konsumen membeli telur hanya untuk kebutuhan dapur dan rumah makan," katanya.
        
Ia memperkirakan, harga telur ayam ras itu akan terus bergerak naik menjelang puasa tahun ini.
        
Fitri pedagang pengecer lainnya mengatakan, harga telur terus merangkak naik karena pasokan komoditas itu mulai tersendat.
        
Berkurangnya pasokan telur menurut dia karena pengusaha ayam petelur akan fokus menjual ayam ras potong mendekati bulan puasa.
        
"Ayam ras itu nantinya tidak lagi dijadikan ayam petelur, tapi menjadi ayam potong," katanya.
         
Harga telur ayam ras sekarang mencapai Rp17.000 per kg atau naik bila dibandingkan pekan sebelumnya Rp15.000 per kg.
        
"Kenaikan harga telur cukup tinggi sekitar Rp2.000 per kg," kata dia lagi.
        
Sementara stok akhir telur di Provinsi Lampung hingga Mei 2011 sebanyak 4.843 ton.
        
"Jumlah telur sebanyak itu diperkirakan aman ," kata Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Provinsi Lampung, Ishak.
        
Ia menjelaskan, stok awal telur Provinsi Lampung pada Mei diperkirakan mencapai 4.351 ton.
        
Untuk kebutuhan telur di daerah itu, lanjutnya, pada bulan itu diperkirakan mencapai 2.608 ton.
        
Ia menyebutkan, pengadaan telur sejak Juni hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 29.100 ton.
        
"Pengadaan telur itu berasal dari lokal dan luar daerah," ujarnya.
        
Menurut dia, bila diasumsikan kebutuhan telur di provinsi dengan jumlah penduduk sekitar delapan juta jiwa itu mencapai 4,68/kg/kapita/tahun.
        
"Jika dilihat dari asumsi itu, maka ketersediaan telur hingga Desember aman," jelasnya.
(ANTARA/A054)